Tautan-tautan Akses

Christopher Hill: Perundingan Nuklir dengan Korut Macet Lagi



Perundingan untuk menghentikan program nuklir Korea utara yang telah memasuki hari ketiga di Beijing tidak mendapat kemajuan, kata utusan utama amerika Christopher Hill.

Ia mengatakan, para perunding tidak berhasil menjembatani jurang perbedaan tentang proses verifikasi bahwa Korea utara telah mengakhiri program nuklirnya.

Kata Hill, para perunding telah membahas usul yang diajukan Tiongkok, tapi agaknya sangat sulit untuk mencapai kata sepakat.

Usul itu merinci langkah-langkah yang bisa diambil para pemeriksa internasional untuk memverifikasi keterangan Korea utara. Kata amerika, tim pemeriksa harus bisa mengambil contoh-contoh bahan dari fasilitas nuklir Korea utara untuk membuktikan bahwa negara itu telah menghentikan usahanya untuk membuat senjata nuklir. Korea utara membantah laporan yang mengatakan negeri itu mengizinkan pengambilan contoh-contoh bahan, karena itu berarti pelanggaran atas kedaulatannya.

Sementara itu, kantor berita resmi Korea utara mengatakan, amerika telah mengakui Korea utara sebagai negara pemilik senjata nuklir. Kantor berita itu mengutip laporan Komando pasukan gabungan amerika bulan lalu yang menempatkan Korea utara dalam daftar pemilik senjata nuklir, disamping Tiongkok, India, Pakistan dan Rusia.

Dalam perkembangan terpisah, seorang mantan pejabat tinggi intelijen Amerika mengatakan, ia mempertahankan laporan resmi amerika yang mengatakan bahwa Iran telah menghentikan program senjata nuklirnya pada tahun 2003.

Kata pejabat itu, Thomas Fingar, seperti dikutip harian Washington times, laporan itu telah dibahas dan dipelajari oleh sejumlah pejabat lainnya. Kata fingar Iran tidak meningkatkan pengayaan uraniumnya supaya bisa dijadikan senjata nuklir.

Tapi, tambah Fingar, mantan ketua dewan intelijen nasional yang mengundurkan diri bulan lalu, ia masih menganggap Iran sebagai negara yang berbahaya.

XS
SM
MD
LG