Tim pengamat dari Komunitas Pembangunan Afrika bagian Selatan , atau SADC menyatakan puas dengan pemilihan anggota parlemen di Angola, meskipun terdapat keluhan dan keterlambatan di tempat-tempat pemungutan suara.
TPS-TPS buka hari Sabtu untuk hari kedua pemilu yang tidak dijadwalkan, setelah terjadi penundaan yang menghalangi banyak pemilih tidak memberikan suara hari Jum’at.
Persoalan terbesar terjadi di Ibukota Luanda, di mana banyak TPS tidak menerima perlengkapan dan bahan-bahan keperluan pemilu pada waktunya.
Persoalan itu mendorong partai oposisi utama UNITA meminta kepada pengadilan konstitusional negara itu agar pemungutan suara di Luanda dibatalkan.
Pemimpin UNITA Isaias Samakuva mengatakan, sistem pemilu pada hakekatnya gagal hari Jum’at, dan ia menyerukan agar pemungutan suara di Luanda diulang.
Beberapa partai oposisi kecil juga mengatakan mereka menghendaki pemilu baru.
Ketua misi pengamat Uni Eropa , Louisa Morgantini menggambarkan organisasi pemilu kacau. Tetapi ia kemudian mengatakan, keadaannya membaik hari Jum’at.