Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, perunding utama Iran dalam isu nuklir Saeed Jalili hari Senin menuju Moskow untuk membicarakan isu kontroversial itu dengan pejabat-pejabat Rusia. Kepergiannya itu dilakukan dua hari setelah Rusia bersama lima negara lain hari Sabtu bertemu di Paris membahas program nuklir Iran.
Seorang diplomat Prancis mengatakan, dalam pertemuan Paris itu ke-enam negara sepakat mulai bekerja di Dewan Keamanan PBB untuk mengenakan perangkat sanksi yang ketiga terhadap Teheran. Dewan Keamanan telah meminta Iran menghentikan proses memperkaya uranium, tetapi Iran menolak.
Hari Jum’at Jalili bertemu dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana di London dalam kaitan untuk menyelesaikan pertikaian mengenai program nuklir Iran namun tidak berhasil mencapai trobosan. Solana dijadwalkan akan memberi laporan kepada Dewan Keamanan mengenai hasil penengahan yang dilakukannya, dan laporannya bisa menentukan apakah Dewan Keamanan menyetujui atau tidak diberlakukan sanksi tambahan terhadap Iran.
Dalam perkembangan lainnya di Teheran, Menteri Pendidikan Iran, Mahmoud Farshidi mengundurkan diri, menjadi anggota terbaru kabinet yang meninggalkan pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad di ambang pemilihan tahun depan. Media pemerintah Iran memberitakan hari Minggu Farshidi mengajukan pengunduran dirinya kepada presiden namun tanpa penjelasan.
Farshidi menghadapi serangkaian protes masal bulan Maret oleh guru menuntut kenaikan gaji serta kondisi kerja yang lebih baik. Parlemen berusaha mengimpeachnya bulan Mei karena gagal mengatasi keluhan guru serta masalah lain pendidikan, namun ia tetap memegang jabatannya.
Dalam beberapa bulan belakangan Presiden Ahmadinejad memberhentikan menteri perminyakan dan industri dan juga mengganti ketua Bank Sentral. Musuh-musuh presiden menuduhnya hendak memusatkan semua pengambilan keputusan hanya di tangan sekelompok kecil yang setia padanya. Kelompok oposisi berharap akan menyaingi sekutu Ahmadinejad dalam pemilihan Parlemen bulan Maret nanti.
