Tautan-tautan Akses

Benazir Bhutto Tahu Akan Jadi Sasaran Pembunuhan di Karachi


Mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto mengatakan dia tahu akan dibunuh sewaktu pulang ke Karachi pekan lalu, tetapi dia memutuskan untuk tidak membiarkan ancaman itu mengubah rencananya.

Berbicara kepada wartawan hari Jumat di rumah keluarganya di Karachi, Nyonya Bhutto mengatakan sebuah pemerintah asing telah memberinya info bahwa empat tim pembunuh, diantaranya regu-regu bunuhdiri dari Taliban dan al-Qaida, merencanakan serangan terhadap dirinya.

Dua ledakan maut di tengah kerumunan massa yang menyambut Nyonya Bhutto hari Ikamis menewadskan paling kurang 136 orang dan melukai ratusan lainnya. Walaupun berdukacita atas jatuhnya korban, mantan perdana menteri itu mengatakan dia tidak dapat membiarkan serangan seperti itu menyurutkan upaya politiknya di Pakistan.

Pemboman itu bukanlah serangan terhadap dirinya, kata Nyonya Bhutto, melainkan terhadap demokrasi dan keutuhan Pakistan. Katanya dia tidak akan menyerahkan Pakistan begitu saja kepada kaum militan.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif telah mengutuk serangan bunuhdiri yang ditujukan pada Benazir Bhutto. Dalam wawancara dengan VOA, Sharif mengatakan ledakan itu merupakan yang terburuk dan menelan korban paling banyak dalam sejarah Pakistan.

Mantan perdana menteri itu mengatakan dia telah menelpon Bhutto untuk menyampaikan keprihatinan dan dukacita-nya kepada keluarga mereka yang tewas.

Sebelumnya pekan ini, anggota partai politik Sharif mengatakan mantan pemimpin Pakistan itu sedang mempertimbangkan untuk pulang ke Pakistan, hampir dua bulan setelah upayanya yang gagal untuk kembali dari pengasingan.

Sharif di-deportasi tanggal 10 September hanya beberapa jam setelah mendarat di Pakistan, meskipun Mahkamah Agung memberinya hak untuk pulang. Mantan perdana menteri itu digulingkan tahun 1999 oleh Jenderal Pervez Musharraf yang sekarang menjadi presiden.


XS
SM
MD
LG