Ketua Mahkamah Agung Pakistan, Iftikar Mohammed Chaudhry yang diberhentikan dan memicu krisis politik disertai kekerasan akhir-akhir ini, mengatakan kepada para pendukungnya bahwa cabang judikatif pemerintahan hendaknya tetap bebas dari tekanan eksekutif. Iftikar Mohammed Chaudhry berbicara di luar Gedung Mahkamah Agung Sabtu malam, di Islamabad.
Dalam bulan Maret, Presiden Pakistan Pervez Musharraf memberhentikan Chaudhry dengan tuduhan menyalah-gunakan kekuasaan. Pemberhentian itu menyulut sejumlah demonstrasi menentang Jenderal Musharraf.
Awal bulan ini , Mohammed Chaudhry membatalkan rencana untuk berbicara dalam rapat umum yang sudah dijadwalkan di Karachi, ketika bentrokan antara para pendukungnya dan para aktivis pro pemerintah menjadi tindak kekerasan yang mengakibatkan 41 0rang tewas. Hari Sabtu, di Islamabad, Chaudhry berbicara dalam seminar mengenai pemisahan antara kekuasaan dan kebebasan judikatif. Ia mengatakan kepada hadirin bahwa kebebasan pengadilan merupakan suatau benteng kuat terhadap kekuasaan tirani.
Para pengritik Presiden Musharraf mengatakan, keputusannya memberhentikan Chaudhry merupakan usaha untuk menjamin Parlemen yang sekarang terpilih kembali. Tetapi Presiden Musharraf mengatakan, ia mematuhi peraturan hukum, dan menuduh lawan-lawannya mempolitisasi kasus tersebut.
