Seorang komandan militer Amerika yang sedang berjuang melawan pemberontak di daerah dekat Baghdad di Irak mengatakan kekerasan di sana makin meningkat sehingga jumlah tentara yang dimilikinya tidak lagi cukup untuk mengamankan daerah itu. Jenderal Benjamin Mixon memimpin beberapa ribu tentara Amerika di propinsi Diyala, sebuah daerah luas yang mencakup mulai dari daerah di luar Baghdad sampai ke daerah perbatasan Irak dengan Iran.
Mixon mengatakan para pemberontak yang mengalami tekanan dari pasukan Amerika dan Irak di Baghdad telah pindah ke Diyala dan bagian-bagian lain negara itu. Berbicara kepada wartawan Jumat kemarin, Mixon mengatakan tambahan pasukan Amerika telah dikirim ke Diyala dalam beberapa pekan terakhir ini, tetapi masih dibutuhkan lebih banyak tentara.
Jenderal itu mengatakan keamanan dan pelayanan pemerintah setempat sangat penting dalam usaha mengalahkan pemberontak di Irak, tetapi pemerintahan di propinsi Diyala sama-sekali tidak berfungsi. Dia menuding departemen-departemen pemerintah yang bergerak lamban di Baghdad sebagai penyebab banyaknya masalah di sana.
Sementara itu, menurut laporan suratkabar, minyak seharga antara 5 dan 15 juta dolar sehari hilang di Irak, dan mungkin telah disedot untuk dikorupsi atau diselundupkan. Dengan mengutip laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan Amerika, harian New York Times mengatakan hari ini, kehilangan itu berjumlah antara 100 ribu dan 300 ribu barel sehari dari produksi minyak Irak yang dinyatakan dalam 4 tahun ini.
New York Times mengutip pejabat yang tidak disebut namanya dari Departemen Luar Negeri Amerika yang memberi beberapa kemungkinan penjelasan kehilangan itu, antara lain, sabotase pipa saluran, dan laporan yang tidak tepat produksi minyak. Suratkabar tersebut mengatakan laporan itu tidak membuat kesimpulan terakhir mengenai apa yang terjadi terhadap minyak yang hilang itu. Harian New York Times mengatakan laporan itu diperkirakan akan diungkapkan pekan depan.
