Tautan-tautan Akses

PM Irak Jaafari Hadapi Tekanan Lebih Kuat Agar Turun


PM Irak Ibrahim al Jaafari menghadapi tekanan yang semakin kuat untuk menghentikan upayanya memperoleh masa jabatan baru sementara kekerasan antar golongan terus berkecamuk di negara itu. Presiden Irak Jalal Talabani ikut bersama politisi-politisi Sunni, Kurdi dan sekuler, menyerukan kepada Jaafari dari kelompok Shiah agar turun demi persatuan nasional.

Presiden Talabani mengatakan kalau ia tidak bersedia melakukan hal itu, pembentukan pemerintah Irak dapat tertunda. Pemimpin-pemimpin Sunni mengatakan PM Jaafari tidak berbuat cukup untuk menghentikan laskar Shiah melakukan serangan balas dendam terhadap masjid-masjid Sunni setelah pengeboman masjid penting Shiah 22 Februari yang lalu. Serangan hari ini terhadap sebuah masjid Sunni di Baghdad mengakibatkan tiga orang tewas. Polisi mengatakan para penyerang yang menggerebek masjid An Nour itu mengenakan seragam militer.

Sementara, secara terpisah seorang jendral tertinggi Amerika menyangkal berita-berita yang tersebar di Inggris, yang mengatakan bahwa pasukan Amerika dan Inggris merencanakan untuk menarik seluruhnya dari Irak selama tahun depan. Dua suratkabar Inggris hari Ahad memberitakan bahwa pejabat-pejabat pertahanan senior Inggris mengatakan kehadiran pasukan asing sekarang ini menjadi penghalang terbesar ke arah perdamaian di Irak. Tetapi dalam wawancara dengan televisi Amerika, Jendral Peter Pace, ketua gabungan Kepala-kepala Staf, dengan tegas menyangkal berita-berita mengenai penarikan yang sudah terjadwal dan mengatakan perang berjalan dengan baik. Ia mengatakan para penglima koalisi akan terus menilai kondisi di lapangan dan menyesuaikan tingkat pasukan kalau diperlukan.

Anggota Kongres Amerika dari Partai Demokrat, John Murtha, yang sering mengecam kebijakan Gedung Putih di Irak, kemudian mengatakan ia tidak mempercayai penilaian jendral Amerika itu mengenai perang di Irak. Anggota kongres ituf mengatakan pasukan koalisi sekarang terjebak dalam perang saudara dan sebagian besar warga Irak menginginkan agar mereka meninggalkan negara itu.

XS
SM
MD
LG