Tautan-tautan Akses

Tersangka Penembakan Klub Malam Gay Colorado Hadapi Dakwaan Pembunuhan, Kejahatan Bermotif Kebencian


Seorang petugas polisi keluar dari mobilnya di dekat TKP di sebuah klub malam gay di Colorado Springs, Colorado, Minggu, 20 November 2022 pasca insiden penembakan. (Foto AP/Jenewa Heffernan)
Seorang petugas polisi keluar dari mobilnya di dekat TKP di sebuah klub malam gay di Colorado Springs, Colorado, Minggu, 20 November 2022 pasca insiden penembakan. (Foto AP/Jenewa Heffernan)

Pihak berwenang kota Colorado Springs pada Senin (21/11) telah mendakwa seorang pria usia 22 tahun dengan kejahatan rasial dalam penembakan di klub malam LGBTQ pada Sabtu malam. Lima orang tewas dan 18 luka-luka dalam penembakan itu.

Para pejabat mengatakan bahwa tersangka ditangkap atas lima tuduhan pembunuhan dan lima tuduhan "kejahatan bermotif bias yang menyebabkan cedera," kata-kata ini mencerminkan undang-undang Colorado tentang kejahatan kebencian. Tuduhan lain terkait puluhan orang yang terluka dalam serangan itu mungkin akan dikenakan kalau tersangka resmi didakwa di pengadilan.

Pria yang diduga menembak mati lima orang dan melukai puluhan lain di sebuah bar gay di Colorado Springs negara bagian Colorado, menghadapi dakwaan pembunuhan dan kejahatan bermotif kebencian, demikian menurut catatan pengadilan yang diperoleh Associated Press pada Senin (21/11). Serangan terjadi pada Sabtu malam di Club Q, pusat hiburan bagi komunitas LGBTQ di Colorado Springs. Para pejabat dan pemilik klub mengatakan bahwa pembunuh memasuki klub itu dengan mengenakan pelindung tubuh dan membawa senapan AR-15, dan langsung melepaskan tembakan.

Anderson Lee Aldrich, 22 tahun, menghadapi lima dakwaan pembunuhan dan lima dakwaan melakukan kejahatan bermotif kebencian yang menyebabkan orang terluka, menurut catatan itu.

Seorang pejabat penegak hukum mengatakan tersangka menggunakan senjata semiotomatis jenis AR-15 dalam serangan Sabtu (19/11) malam itu. Tapi sebuah pistol dan amunisi juga ditemukan di lokasi. Pejabat itu tidak bisa membahas rincian penyelidikan secara terbuka dan berbicara kepada Associated Press dengan syarat namanya dirahasiakan.

Informasi mengenai pengacara yang mewakili Aldrich hingga hari Senin (21/11) belum diketahui.

Club Q di laman Facebooknya berterima kasih atas "reaksi cepat beberapa pengunjung heroik yang membekuk pria bersenjata itu dan mengakhiri serangan kebencian itu."

Banyak pihak mempertanyakan mengapa pihak berwenang tidak berusaha mengambil senjata Aldrich pada 2021, ketika ia ditangkap setelah ibunya melaporkan bahwa Aldrich mengancamnya dengan sebuah bom rakitan dan beberapa senjata lain.

Meski pihak berwenang ketika itu mengatakan tidak ada bahan peledak yang ditemukan, para aktivis pengendalian senjata mempertanyakan kenapa polisi tidak berusaha menggunakan UU "red flag" Colorado, yang memungkinkan polisi menyita senjata tersebut.

Pada Senin, Richard M. Fierro, 45, mantan perwira Angkatan Darat Amerika yang pernah bertugas di Irak dan Afghanistan, mengatakan kepada harian New York Times bahwa dia melawan pria bersenjata itu, membanting, dan memaksanya menjatuhkan senjata. Fierro kemudian mengambil pistol dari tersangka dan memukul kepalanya dengan pistol itu, sementara pengunjung lain membantu menaklukkan penyerang. Seorang pemilik Club Q mengatakan kepada surat kabar itu bahwa rekaman keamanan tampaknya mendukung laporan Fierro tentang apa yang terjadi.

Polisi tiba di lokasi dalam beberapa menit dan menangkap tersangka.

Pembunuhan terjadi pada saat komunitas LGBTQ di Amerika mendapat serangan yang semakin keras dari para politisi dan aktivis sayap kanan. [vm/em] [ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG