Tautan-tautan Akses

Jokowi Dorong Indonesia Bisa Temukan Vaksin Covid-19


Presiden Jokowi saat Peresmian Peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Covid-19 melalui Video Conference yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kemenristek/BRIN, Rabu (20/5). (Foto: Humas SekabRI/Oji)
Presiden Jokowi saat Peresmian Peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Covid-19 melalui Video Conference yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kemenristek/BRIN, Rabu (20/5). (Foto: Humas SekabRI/Oji)

Presiden Joko Widodo berharap peneliti di Indonesia bisa menemukan vaksin virus corona. Dengan begitu, nantinya Indonesia tidak harus tergantung pada negara lain untuk mendapatkan vaksin.

Presiden Joko Widodo mendorong para peneliti dari seluruh Indonesia untuk bekerja lebih keras lagi untuk bisa menemukan vaksin virus Corona. Optimisme itu bertambah setelah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menemukan genom untuk pengembangan vaksin Covid-19.

“Dari yang saya lihat kemarin saya sangat optimis bahwa hal-hal yang dulunya tidak pernah kita pikirkan dan kita hanya impor sekarang ini kita bisa mandiri, karena kita bisa produksinya sendiri dan lebih dari itu kita juga harus mampu menghasilkan vaksin sendiri. Saya gembira lembaga Eijkman sudah mendapatkan data mengenai tujuh urutan genome. Genome lengkap virus yang sangat berguna untuk pengembangan vaksin dan saya juga senang komunitas peneliti terus bekerja untuk menemukan obat dan terapi yang efektif bagi pengobatan Covid,” ujar Jokowi dalam acara peluncuran Produk Riset, Teknologi dan Inovasi untuk Percepatan, Penanganan Covid-19, di Istana Merdeka , Jakarta, Rabu (20/5).

Dalam kesempatan ini, ada 55 produk konsorsium hasil riset dan inovasi yang telah diluncurkan. Dari jumlah tersebut, terdapat sembilan di antaranya yang menjadi produk unggulan dan beberapa di antaranya telah dilihat sendiri oleh Jokowi.

Produk-produk unggulan yang berkaitan dengan upaya percepatan penanganan Covid-19 tersebut antara lain RT-PCR test kit, rapid diagnostics test IgG/IgM, emergency ventilator, imunomodulator, terapi plasma convalescent, unit laboratorium bergerak dengan biosafety level (BSL) 2, kecerdasan buatan pendeteksi Covid-19 dari hasil sinar-X, robot medis dan penyinaran UV, serta air purifying respirator.

Produk-produk buatan anak bangsa ini, menurut Jokowi sudah lulus uji tes dan siap diproduksi secara massal. “Kemarin saya sudah melihat sendiri ada rapid test yang waktu saya tanya bisa produksi Berapa kira-kira 100.000? Kalau di produksi sudah langsung jalan. PCR test kit juga sama katanya apakah sudah berproduksi? Udah Pak. Sudah uji dan sudah bisa berproduksi juga sama di atas 100.000. Kemudian ada ventilator. emergency ventilator yang ini kemarin yang saya lihat ada karya dari BPPT, ITB, UI, UGM dari PT Dharma dari PT Poly Jaya yang sudah mulai membuat ventilator dan ini tinggal produksinya,” jelasnya.

Menristek: Alat Kesehatan Dalam Negeri Siap Produksi Bulan Depan

Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan berbagai inovasi alat kesehatan buatan dalam negeri ini akan siap diproduksi pada bulan depan. "Jadi anda menanyakan kapan produk ini dapat dilihat atau dapat didapatkan melalui proses pengadaan bisa saya katakan bulan depan rata-rata sudah siap untuk produksi dalam jumlah massal," ungkap Bambang.

Lanjutnya, terkait ventilator yang merupakan produksi dari BPPT, UI, ITB, UGM, dan PT Dharma, akan siap produksi mulai pekan depan. Berbagai pihak yang bekerja sama untuk melakukan inovasi produk alat kesehatan ini cukup bekerja keras agar segera bisa cepat diproduksi. Pasalnya, virus yang pada awalnya ditemukan di Wuhan, China ini, lebih ganas 20 kali lipat dibanding virus SARS.

“Covid-19 memiliki daya tular 20 kali lebih kuat dibandingkan dengan SARS. Karena itu, konsorsium COVID-19 terus bekerja keras terutama dalam pencarian , upaya pencegahan, serta terapi yang efektif,” imbuhnya.

Sementara itu, walaupun Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sudah menemukan tujuh urutan genom yang sangat berguna dalam pengembangan vaksin COVID-19, diakuinya jalan untuk menemukan vaksin masih panjang.

“Secara khusus, Lembaga Eijkman di sela kesibukannya telah melakukan uji PCR dan telah mendapatkan data tujuh urutan genom lengkap virus SARS-CoV 2 di Indonesia dan sudah dimasukkan ke platform data virus influenza. Data tersebut sangat berguna untuk pengembangan vaksin dan rute penularan. Berdasarkan data tersebut, Eijkman telah menyelesaikan pembuatan protein, namun demikian jalan pencarian vaksin masih panjang dan dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak,” jelas Bambang.

Kasus Corona di Indonesia Capai 19.189

Juru bicara penanganan kasus virus Corona Dr Achmad Yurianto, pada Rabu (20/5) melaporkan jumlah kasus Corona di Indonesia menjadi 19.189 setelah ada penambahan 693 kasus baru.

Adapun lima provinsi dengan angka kasus positif terbanyak adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total kasus 6.236 disusul Jawa Timur sebanyak 2.496, Jawa Barat 1.876, Jawa Tengah 1.192, Sulawesi Selatan 1.101 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 18.496 orang.

Pada hari ini tercatat ada 108 pasien yang sudah diperbolehkan pulang, sehingga total pasien yang telah pulih mencapai 4.575 orang.

Untuk sebaran kasus sembuh, DKI Jakarta masih menempati urutan tertinggi yakni 1.329 kemudian Jawa Barat 412, Jawa Timur sebanyak 387, Sulawesi Selatan 367, dan Bali 276. Sayangnya, angka kematian masih terus bergerak naik. Sebanyak 21 orang meninggal dunia pada hari ini sehingga total penderita yang meninggal pun menjadi 1.242.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) menjadi 44.703 dan pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 11.705. [gi/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG