Tautan-tautan Akses

Pneumonia Misterius, Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan di Bandara dan Pelabuhan


Penumpang pesawat berjalan melewati alat detektor suhu manusia di Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, 30 Agustus 2016, setelah tiba dari Singapura. (Foto: Reuters/ Beawiharta)
Penumpang pesawat berjalan melewati alat detektor suhu manusia di Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, 30 Agustus 2016, setelah tiba dari Singapura. (Foto: Reuters/ Beawiharta)

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan kewaspadaan di bandara dan pelabuhan dengan memeriksa penumpang, khususnya dari China, untuk mencegah penyebaran wabah pneumonia misterius.

Dirjen Pencegahan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantoro mengatakan pemerintah telah menjalankan rencana kontingensi pencegahan wabah pneumonia misterius yang disebabkan virus corona masuk ke Indonesia. Kontingensi adalah keadaan yang masih diliputi ketidakpastian dan berada di luar jangkauan.

Kata Anung, rencana tersebut sudah disiapkan sejak akhir tahun lalu dan lebih ditingkatkan kembali pada masa sekarang. Salah satu langkahnya, yaitu dengan meningkatkan pemeriksaan terhadap pelancong dari China di bandara dan pelabuhan.

"Saya mengatakan lebih karena sebenarnya sudah dilakukan adalah memperhatikan para traveler melalui thermal scan dan memberikan health alert card (HAC) kepada traveler yang masuk ke indonesia khususnya mereka yang dari China," jelas Anung kepada VOA, Jumat (17/1/2020).

Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantoro
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pencegahan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantoro

Anung menambahkan Kemenkes belum melakukan larangan perjalanan (travel banned) dari Indonesia ke China atau sebaliknya. Namun ia menyarankan warga negara Indonesia yang bepergian ke China agar memperhatikan sejumlah hal. Antara lain memperhatikan pengumuman dari otoritas kesehatan China, tidak dianjurkan mengunjungi pasar hewan, dan apabila terpaksa ke pasar hewan agar memakai alat perlindungan diri.

"Dianjurkan untuk menggunakan alat perlindungan diri yang sifatnya personal, misalkan masker, kacamata, sepatu boots, sarung tangan kalau misalnya harus bersentuhan tangan dengan hewan-hewan tersebut. Dan setelah itu mencuci tangan atau melakukan disinfeksi yang bisa dilakukan secara personal," tambahnya.

Di samping itu, Anung menyarankan WNI yang mengalami gangguan pernapasan, kenaikan suhu tubuh atau gangguan kesehatan lainnya sepulang dari China, agar melaporkan ke otoritas kesehatan terdekat. Ia juga meminta WNI tersebut tidak menutupi informasi kegiatan selama di China untuk memudahkan penanganan.

Kemenkes juga sudah memberikan edaran kepada seluruh dinas kesehatan kabupaten dan provinsi, serta rumah sakit pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah pneumonia misterius. Sekaligus, kata dia, melaporkan apabila ada dugaan kasus pneumonia misterius. Kendati demikian, menurut Anung belum ada laporan tentang pneumonia misterius yang diterima kementeriannya.

"Yang terakhir adalah kami memberikan imbauan kepada masyarakat yang intinya masyarakat tidak perlu cemas atau gelisah berkenaan dengan itu, yang terpenting adalah masyarakat meningkatkan kewaspadaan."

Ilustrasi virus korona
Ilustrasi virus korona

Empat puluh satu orang di kota Wuhan, China, telah didiagnosa mengidap jenis baru virus corona yang selama ini diketahui bisa menyebabkan selesma atau penyakit lain yang lebih serius. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui terkena virus itu dan mengidap sejumlah penyakit lain meninggal Sabtu lalu (11/1).

Virus corona juga sudah menyebar ke negara lain seperti Jepang. Pemerintah Jepang pada Kamis (16/1) mengatakan seorang laki-laki dinyatakan positif tertular virus corona sepulangnya dari China.

Pneumonia Misterius, Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan di Bandara dan Pelabuhan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:07 0:00

Laki-laki itu menderita demam dan batuk pada 3 Januari ketika di Wuhan. Ia pulang ke Jepang pada 6 Januari dan dirawat di rumah sakit empat hari, namun sakitnya tidak kunjung sembuh. Kementerian Kesehatan setempat mengatakan hasil rontgen menunjukkan tanda-tanda ia mengidap pneumonia.

Sementara itu, Komisi Kesehatan Kota Wuhan menyatakan penyelidikan-penyelidikan pendahuluan menunjukkan kebanyakan pasien yang terkena virus itu bekerja atau mengunjungi sebuah pasar makanan laut. [sm/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG