Tautan-tautan Akses

Warga Sipil Paling Menjadi Korban Perang Saudara di Suriah


Warga Sipil Paling Menjadi Korban Perang Saudara di Suriah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:46 0:00

Dalam sebuah laporan yang disampaikan kepada dewan HAM PBB Selasa, Komisi itu menuduh semua orang yang terlibat dalam konflik Suriah gagal menegakkan hukum kemanusiaan nternasional dan standar HAM.

CR
DATE : 07/02/2019
TITLE : SYRIA PROBE-COUNCIL
NUMBER : 28419811
VOICE : MADE YONI

HEAD : Warga Sipil Yang Paling Menjadi Korban dari Perang Saudara di Suriah

INTRO
Komisi Penyelidikan megenai situasi hak asasi manusia di Suriah melaporkan penduduk sipil Suriah masih menjadi korban utama konflik yang berlangsung selama lebih dari tujuh tahun itu. Dalam sebuah laporan yang disampaikan kepada dewan HAM PBB Selasa, Komisi itu menuduh semua orang yang terlibat dalam konflik Suriah gagal menegakkan hukum kemanusiaan nternasional dan standar HAM. Wartawan VOA Lisa Schlein melaporkan dari Jenewa disampaikan Made Yoni.

TEXT
Dalam pemaparan yang ketus, ketua Komisi Penyelidikan, Paulo Sergio Pinheiro, mengatakan kepada Dewan bahwa konflik kekerasan di Suriah belum berakhir, begitu pula dampaknya yang membinasakan terhadap rakyat Suriah.

Sejak konflik pecah pada 2011, ia mencatat lebih dari 5,6 juta pengungsi telah melarikan diri melintasi perbatasan dan 6,6 juta orang lainnya mengungsi di dalam negeri. Hingga hari ini, ia mengatakan orang-orang terpaksa melarikan diri dari kekerasan, serangan udara, serangan roket dan banyak kekejaman lainnya.

Sebagai contoh, ia mengatakan meningkatnya pertempuran baru-baru ini antara pasukan pro-pemerintah dan kelompok-kelompok teroris di Suriah barat laut telah menyebabkan kehancuran luas pada fasilitas kesehatan, sekolah, pasar dan kamp-kamp untuk pengungsi dalam negeri.



((PINHEIRO ACT))
"Semua serangan tetap menggunakan senjata yang membunuh membabi-buta seperti amunisi terlarang, termasuk bom rumpun dan senjata pembakar. Yang terakhir ini telah meludeskan sumber penghasil makanan penting, termasuk berhektar-hektar tanaman dan peralatan pertanian, yang mengakibatkan musnahnya panen dalam jumlah besar bagi populasi yang sudah sangat menderita.


Sepanjang perang yang kejam ini, Pinheiro mengatakan perempuan dan anak perempuan secara tidak proporsional terimbas oleh maraknya kekerasan berbasis seksual dan gender, perkawinan anak dan eksploitasi. Ia mengatakan anak-anak kekurangan makanan pokok, obat-obatan, dan persediaan penting lainnya. Kemungkinan mereka untuk mendapatkan pendidikan diabaikan.

Ia menghimbau perhatian yang lebih besar pada nasib orang yang ditahan secara tidak sah, hilang dan mereka yang hilang paksa. Ia mengatakan tidak bisa ditolerir puluhan ribu orang belum diketahui nasibnya. Ia mengatakan situasi ini membutuhkan perhatian mendesak dari Pemerintah Suriah dan Negara-negara Anggota.

Duta Besar Suriah untuk PBB di Jenewa, Hussam al-Din Ala, mengecam Komisi, menuduh Pinheiro mendistorsi citra Suriah dan duplikasi. Ia menyangkal tuduhan bahwa pasukan Suriah tanpa pandang bulu menyerang rumah sakit, sekolah dan infrastruktur sipil lainnya dan menyebutnya tuduhan palsu. Sebaliknya, ia mengatakan pemerintahnya mengambil semua langkah untuk melindungi penduduk sipil. (my/al)
XS
SM
MD
LG