Tautan-tautan Akses

Iklan Online Gillette Memicu Kehebohan


Iklan Online Gillette Memicu Kehebohan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:11 0:00

Sebuah iklan Gillette untuk pria yang menyerukan gerakan #MeToo memicu reaksi keras di Internet, dengan tuduhan bahwa iklan itu merendahkan pria dan berbagai kelompok menyerukan boikot. Selengkapnya disampaikan Adriana Sembiring.

AMDEV 01/20 Gillette Ad Stirs Online Uproar
https://www.voanews.com/a/gillette-ad-stirs-online-uproar/4744913.html


((INTRO))
Sebuah iklan Gillette untuk pria yang menyerukan gerakan #MeToo memicu reaksi keras di Internet, dengan tuduhan bahwa iklan itu merendahkan pria dan berbagai kelompok menyerukan boikot. Tapi Gillette mengatakan tidak keberatan telah memicu diskusi. Iklan khusus di Internet yang dimulai pada tanggal 13 Januari ini telah ditonton lebih dari 23 juta kali di YouTube saja, tingkat kehebohan yang didambakan oleh merek mana pun. Laporan selengkapnya disampaikan Adriana Sembiring dalam segmen Amerika Kini.

((NARRATOR))
Iklan dua menit dari merek pisau cukur Procter & Gamble yang merupakan bagian dari kampanye ‘We Believe’ ini memperlihatkan pria dan anak laki-laki terlibat dalam bullying atau aksi penindasan dan pelecehan seksual. Iklan ini kemudian mendorong pria untuk "mengatakan hal yang benar" dan "bertindak dengan cara yang benar." Mengangkat isu intimidasi, pelecehan seksual dan maskulinitas yang merugikan adalah tugas besar bagi sebuah merek pisau cukur. Banyak pengecam menggunakan media sosial untuk menyebut iklan itu menghina pria dan sarat dengan stereotip.
Kehebohan ini terjadi sementara Gillette bertarung dengan merek pemula seperti Harry Razor, Dollar Shave Club, dan lainnya untuk merebut pasar milenial. Gillette menguasai sekitar 70 persen pasar AS satu dekade lalu. Tahun lalu, pangsa pasarnya turun hingga di bawah 50 persen, menurut Euromonitor.
Allen Adamson, salah seorang pendiri perusahaan branding atau komunikasi merek Metaforce, menyebut iklan itu sebuah "upaya putus asa" dari perusahaan yang berusia 117 tahun. Namun dia menambahkan bahwa kehebohan online, baik positif maupun negatif, jarang membuat perbedaan dalam jangka panjang dari segi pemasaran karena ingatan orang cepat memudar.
"Mendapat perhatian dan menimbulkan kehebohan bukanlah tugas yang mudah, dan mereka telah berhasil menerobos," kata Adamson. "Sebagian besar pengiklan tidak mendapat perhatian karena ada begitu banyak iklan di pasar, jadi mendapat perhatian saja sudah merupakan kemenangan besar, terutama untuk kategori barang umum seperti pisau cukur."
Di sisi lain, Gillette mungkin juga tidak akan menjual banyak pisau cukur, katanya.
Iklan Gillette serupa dengan upaya lain oleh pengiklan besar untuk menggunakan isu sosial. Pepsi menarik iklan pada tahun 2017 yang menunjukkan Kendall Jenner memberikan Pepsi kepada seorang polisi dalam sebuah unjuk rasa dan meminta maaf setelah muncul protes keras bahwa iklan itu diremehkan "Black Lives Matter" dan gerakan protes lainnya. Nike memecah rakyat Amerika dengan iklan yang menampilkan mantan pemain NFL Colin Kaepernick yang memulai gelombang protes di antara para pemain NFL tentang kebrutalan polisi, diskriminasi rasial, dan masalah sosial lainnya.
Penjualan tidak terpengaruh dalam kedua kasus tersebut. Kontroversi bisa memengaruhi penjualan jika masalahnya lebih penting daripada iklan itu sendiri. Penjualan Lululemon anjlok pada tahun 2013 setelah serangkaian kesalahan PR termasuk masalah manufaktur yang menyebabkan celana yoga mereka yang mahal bisa tembus pandang dan komentar pendiri Lululemon yang mempermalukan orang gemuk. Tetapi itu pun dampaknya hanya sebentar.
XS
SM
MD
LG