“Green Book” mengikuti tur konser Don Shirley, pianis musik jazz dan klasik berkulit hitam. Tur pada tahun 1962 itu membawa Shirley dan supirnya, Frank Anthony Vallelonga, alias Tony Lip, berkeliling mulai dari New York, ke wilayah tengah AS, hingga kawasan selatan yang sedang bergolak menghadapi tuntutan gerakan hak-hak sipil.

Mahershala Ali, yang merebut Oscar lewat penampilannya dalam film “Moonlight” pada tahun 2016, berperan sebagai Don Shirley. Sementara Viggo Mortensen berperan sebagai Tony, lelaki kulit putih mantan tukang pukul klub malam Copacabana di New York City yang digaji untuk menjadi supir dan pengawal pribadi maestro piano itu.

Dalam perjalanan itu, mereka bergantung pada "The Green Book," sebuah buku panduan untuk beberapa hotel dan restoran yang menerima orang Amerika keturunan Afrika.
Tak heran kalau pasangan ini kemudian bergulat dengan perbedaan budaya di antara mereka dan juga dengan penonton konser Shirley.

Sutradara Peter Farrelly menunjukkan kejenakaan dan kesalahpahaman antar karakter yang sudah menjadi ciri khasnya selain hal-hal yang indah dan akurat untuk jaman itu, sehingga menciptakan duet komedi yang hangat dan luar biasa antara Mortensen dan Ali.

Mortensen mengubah dirinya menjadi Tony, lelaki yang haus akan kehidupan dan melahap makanan apa pun yang bisa ia dapatkan. Tony mempertanyakan pandangan hidup dan perilakunya setelah bertemu dan berteman dengan Shirley.
Ali menampilkan kemegahan, keteraturan sekaligus kelembutan sebagai Shirley, menciptakan sosok yang menarik yang berbudaya, romantis, dan sangat berbakat.

Mungkinkah Mahershala Ali memenangkan Oscar keduanya untuk kisah nyata yang menyentuh ini?