Kebenaran utama yang terpancar dari film “Jane Fonda in Five Acts” yang bercerita tentang aktris berusia 80 tahun itu adalah semua yang dilakukan Jane Fonda dalam hidupnya punya tujuan. Baik dalam berkarir di dunia hiburan yang masih harum setelah beberapa dekade, maupun dalam berpolitik, dan pilihannya dalam hal apa dan bagaimana dia membeberkan kehidupan pribadinya, sebagai putri aktor kawakan Henry Fonda, bintang film pemenang Oscar, guru kebugaran tubuh dan aktivis politik.
"Jane Fonda" menunjukkan segalanya - kebanggaannya, keyakinan diri dan ego, tetapi juga kesalahan, kerentanan, kerinduan, dan sakit hatinya.
Sebagian besar aspek yang dibahas dalam dokumenter ini sudah tertuang dalam otobiografi Fonda pada tahun 2005, "My Life So Far," tetapi seperti yang dikatakan sutradara Susan Lacy dalam wawancara terpisah: "menulis buku dan menceritakannya di depan kamera agak berbeda, mengetahui jutaan orang akan melihat kita berbicara tentang beratnya beban untuk membuat ayah kita mengatakan dia mencintai kita.”
Film ini menggali pergolakan pribadi Fonda, pola pengasuhannya yang kompleks sebagai putri dari seorang ayah yang terkenal tapi lalai dan ibu yang bunuh diri ketika Jane berusia 12 tahun; serta kekurangannya sendiri sebagai orang tua - dan momen-momen kontroversial, seperti keterlibatannya dalam gerakan antiperang di era Vietnam yang menuai kebencian dari kaum konservatif yang memberinya julukan "Hanoi Jane."
Tapi film dokumenter ini juga menyorot ketenarannya dalam dunia film - terutama perannya yang menonjol dalam film seperti “They Shoot Horses, Don’t They?,” “Klute,” “Coming Home,” “The China Syndrome,” “9 to 5” dan “On Golden Pond.”
"Jane Fonda" menunjukkan segalanya - kebanggaannya, keyakinan diri dan ego, tetapi juga kesalahan, kerentanan, kerinduan, dan sakit hatinya.
Sebagian besar aspek yang dibahas dalam dokumenter ini sudah tertuang dalam otobiografi Fonda pada tahun 2005, "My Life So Far," tetapi seperti yang dikatakan sutradara Susan Lacy dalam wawancara terpisah: "menulis buku dan menceritakannya di depan kamera agak berbeda, mengetahui jutaan orang akan melihat kita berbicara tentang beratnya beban untuk membuat ayah kita mengatakan dia mencintai kita.”
Film ini menggali pergolakan pribadi Fonda, pola pengasuhannya yang kompleks sebagai putri dari seorang ayah yang terkenal tapi lalai dan ibu yang bunuh diri ketika Jane berusia 12 tahun; serta kekurangannya sendiri sebagai orang tua - dan momen-momen kontroversial, seperti keterlibatannya dalam gerakan antiperang di era Vietnam yang menuai kebencian dari kaum konservatif yang memberinya julukan "Hanoi Jane."
Tapi film dokumenter ini juga menyorot ketenarannya dalam dunia film - terutama perannya yang menonjol dalam film seperti “They Shoot Horses, Don’t They?,” “Klute,” “Coming Home,” “The China Syndrome,” “9 to 5” dan “On Golden Pond.”
