Tautan-tautan Akses

Dari Ladang ke Digital: Perusahaan Rintisan Hubungkan Petani dengan Penikmat Makanan


Petani mengangkut jagung untuk dijual di toko-toko keil di provinsi Artemisa, Kuba (Foto: dok).
Petani mengangkut jagung untuk dijual di toko-toko keil di provinsi Artemisa, Kuba (Foto: dok).

Gerakan dari ladang ke meja makan mendapat sambutan baik di dunia kuliner. Kini, para petani dengan cepat bergerak ke jaman modern, lewat beberapa bisnis makanan baru.

Kalau bicara soal makanan, tampilan kita ditentukan oleh apa yang kita makan. Dan apa yang kita makan menjadi semakin segar dan sehat.

"Saya pikir sangat jelas, orang ingin makanan yang baik dan berkelanjutan, tahu asalnya dan yang sehat bagi mereka," ujar Manuel Gonzales, Direktur Pelaksana Rabobank.

Bisnis makanan baru menghubungkan petani dengan konsumen, dan investor mempertaruhkan dana yang mereka tanamkan pada keberhasilan bisnis-bisnis baru ini.

"Kakaxi adalah sebuah forum pertanian sosial yang sedang kami bangun untuk membawakan kisah produksi pangan sampai ke meja makan," ujar Adam Smith, salah satu pendiri Kakaxi.

“Jadi ini alat kami yang dijalankan dengan tenaga matahari. Kami memiliki sensor didalamnya yang dapat mengukur data cuaca penting seperti suhu, lamanya matahari bersinar, dan kelembaban.”

Adam Smith memamerkan alat pemantau pertanian Kakaxi ini. Petani memasangnya untuk memperoleh data penting, sementara konsumen terhubung melalui sebuah aplikasi untuk melihat tahap pertumbuhan tanaman di ladang.

"Melihat bagaimana makanan diubah dari tidak ada menjadi sesuatu adalah kisah ajaib. Ketika kita melihat makanan di pasar swalayan, cerita itu hilang," ujar Adam Smith.

Kakaxi bekerja sama dengan kelompok-kelompok pertanian yang didukung masyarakat atau CSA, petani mendapat umpan balik dari anggotanya dan juga iklan untuk produk pertanian mereka yang kemungkinan tidak bisa mereka biayai seandainya perangkat Kakaxi ini tidak tersedia.

"Kami tidak menjanjikan peningkatan panen sebesar 5 persen jika mereka menggunakannya, tapi yang sebenarnya mereka butuhkan adalah memperoleh umpan balik yang bermanfaat serta bantuan pemasaran," imbuh Adam Smith.

Bisnis lain yang memberi pencerahan kepada petani kecil adalah Masienda. Bagi pendirinya, Jorge Gaviria, tidak diragukan dari mana jagung terbaik berasal.

"Meksiko benar-benar pusat jagung. Ini tempat asal dari keaneka-ragaman hayati terbesar spesies jagung di dunia," ujar Jorge Gaviria.

Namun kesempatan untuk memanfaatkan keaneka-ragaman itu terbatas. Pengolah budi-daya terbaik adalah petani desa kecil namun mereka tidak mempunyai akses ke jaringan distribusi yang lebih luas. Bisnis baru yang berbasis di New York ini mengubah kondisi itu.

Masienda bermitra dengan para petani untuk membeli kelebihan produksi jagungnya dan membagikannya ke beberapa restoran terbaik di New York, untuk memuaskan selera konsumennya.

"Kami ingin memberi akses sebesar mungkin dengan memberi nilai-tambah pada produk tersebut, benar-benar mengembalikannya ke tangan orang-orang yang mengusahakannya dari permulaan, " ujar Jorge Gaviria.

Bagi petani, berhubungan dengan konsumen yang aktif dan sibuk sangat penting.

"Melihat konsumen yang dilengkapi dengan telepon pintar yang mengolah data digital, jika kita bisa menghubungkannya ke pertanian dalam format seperti itu, maka petani akan punya sebuah masa depan yang menjanjikan," ujar Adam Smith, salah satu pendiri Kakaxi.

Dan hasilnya lezat serta menguntungkan untuk petani-petani kecil ini. [ps/jm]

XS
SM
MD
LG