Tautan-tautan Akses

Amnesty: Negara-negara Balkan Perlakukan Migran dengan Kejam


Kawat berduri di depan bendera Uni Eropa di sebuah pusat penerimaan imigrasi di Bicske, Hungaria (25/6). (Reuters/Laszlo Balogh)
Kawat berduri di depan bendera Uni Eropa di sebuah pusat penerimaan imigrasi di Bicske, Hungaria (25/6). (Reuters/Laszlo Balogh)

Para pengungsi dan migran yang melarikan diri dari konflik di Suriah, Afghanistan dan wilayah konflik lainnya menghadapi pemukulan dan pemerasan.

Organisasi hak asasi Amnesty International menuduh negara-negara Balkan memperlakukan dengan kejam para migran yang melintasi daerah mereka menuju Uni Eropa.

Dalam laporan yang dikeluarkan hari Selasa (7/7), Amnesty mengatakan para pengungsi dan migran yang melarikan diri dari konflik di Suriah, Afghanistan dan wilayah konflik lainnya menghadapi pemukulan dan pemerasan dalam perjalanan yang membawa mereka melalui laut dari Turki ke Yunani, lalu melintasi darat Makedonia dan Serbia ke Hungaria.

Laporan Amnesty didasarkan pada empat misi penelitian ke Serbia, Hungaria, Yunani dan Makedonia antara Juli 2014 dan Maret 2015, dan wawancara dengan lebih dari 100 pengungsi dan migran.

Rute Balkan semakin banyak digunakan para migran yang memandangnya kurang berbahaya daripada menyeberangi Laut Tengah dengan kapal dari Afrika Utara.

Negara-negara Eropa sedang mengalami kesulitan untuk menghadapi jumlah orang yang semakin banyak menyeberangi Laut Tengah dengan kapal reot atau menempuh jalan darat melintasi negara-negara Balkan untuk melarikan diri dari kekerasan dan kesulitan di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Lebih dari 1.800 orang telah meninggal dunia dalam usaha menyeberangi Laut Tengah tahun ini saja, menurut PBB.

XS
SM
MD
LG