Tautan-tautan Akses

Menteri Uni Eropa Gagal Capai Solusi untuk Krisis Imigran Gelap


Tanda dilarang masuk di depan markas besar Uni Eropa di Brussels, Belgia.
Tanda dilarang masuk di depan markas besar Uni Eropa di Brussels, Belgia.

Dua puluh delapan menteri Uni Eropa gagal menyepakati rencana untuk menanggung bersama biaya membantu 100 ribu migran dari Timur Tengah dan Afrika Utara.

Polisi Italia di perbatasan dengan Perancis hari Selasa (16/6) menangkapi puluhan orang imigran gelap dari Afrika yang berkemah selama beberapa hari di kota Ventimiglia, dan berharap akan bergerak lebih dalam di Eropa.

Sebagian dari imigran itu menentang polisi dengan memegang tiang rambu lalu lintas, sementara lainnya lari memasuki celah batu-batu di atas Teluk Genoa.

Seorang pria Sudan dengan sedih mengatakan kepada para wartawan, “Kami adalah manusia. Kami bukan binatang. Saya tahu kami kulit hitam dan kami datang dari Afrika, tetapi kami tetap manusia.”

Dua puluh delapan menteri Uni Eropa yang mengadakan pertemuan di Luksemburg hari Selasa gagal menyepakati rencana untuk menanggung bersama biaya membantu 100 ribu migran dari Timur Tengah dan Afrika Utara yang telah tiba di pantai-pantai Eropa tahun ini.

Mayoritas besar pengungsi itu mendarat di Italia dan Yunani setelah menyeberangi Laut Tengah yang berbahaya. Pemerintah Italia dan Yunani telah mengimbau bantuan.

Sebagian besar menteri Uni Eropa menolak rencana kuota yang menetapkan 40 ribu dari migran itu akan mendapat penampungan di negara-negara Eropa lain.

Italia mengancam akan mengeluarkan visa sementara kepada para migran yang akan mengizinkan mereka pergi ke manapun yang mereka kehendaki di seluruh Eropa.

Migran tersebut berusaha mencapai Eropa untuk melarikan diri dari perang, kemiskinan dan terorisme di negara-negara asal mereka. Ribuan tewas di tengah perjalanan. Sebagian membayar pedagang manusia yang sering meninggalkan mereka di tengah laut.

XS
SM
MD
LG