Tautan-tautan Akses

Umat Kristen di 3 Kota Irak Batalkan Perayaan Natal


Polisi Irak melakukan penjagaan ketat di pintu masuk sebuah gereja di Baghdad, Irak, Natal tahun 2009.
Polisi Irak melakukan penjagaan ketat di pintu masuk sebuah gereja di Baghdad, Irak, Natal tahun 2009.

Ini karena kelompok al-Qaida mengancam akan melancarkan lebih banyak serangan terhadap komunitas Kristen di kota Kirkuk, Mosul, dan Basra.

Karena al-Qaida mengancam akan melancarkan lebih banyak serangan terhadap komunitas Kristen yang sudah menderita, para pemimpin Kristen di tiga kawasan Irak membatalkan perayaan Natal tahun ini.

Kehidupan umat Kristen diseluruh Irak semakin dalam bahaya beberapa bulan belakangan, dan banyak yang ketakutan mengenai hidup dan masa depan mereka menyusul insiden penyanderaan berdarah yang menewaskan hampir 70 orang bulan lalu di Gereja Sayidet al Najat di Bagdad.

Berada dalam ancaman dan masih berduka atas serangkaian serangan belakangan terhada komunitas mereka, para pemimpin umat Kristen di Irak memutuskan membatalkan sebagian besar misa petang serta berbagai perayaan Natal lainnya.

Salah seorang warga Kristen Irak. Umat Kristen di tiga kota Irak dianjurkan untuk tidak memasang dekorasi Natal oleh pihak gereja.
Salah seorang warga Kristen Irak. Umat Kristen di tiga kota Irak dianjurkan untuk tidak memasang dekorasi Natal oleh pihak gereja.

Para pemimpin gereja di kota Kirkuk dan Mosul di Irak utara, serta di kota Basra di selatan, dilaporkan membatalkan tradisi misa petang Natal dan meminta para jemaah agar tidak memasang dekorasi Natal.

Uskup Agung Chaldean Louis Sako di Kirkuk memberitahu VOA bahwa para pemimpin gereja di seluruh negara itu baru-baru ini memutuskan secara resmi untuk membatalkan semua perayaan.

Uskup Sako mengatakan, “Keputusan ini diambil semua uskup di Irak, tidak hanya di Kirkuk, dua minggu lalu karena setelah serangan di gereja Sayidat al Najat di Bagdad, banyak keluarga meninggalkan ibukota, dan juga di Mosul orang-orang Kristen telah dibunuh. Karena itu, kami membuat pernyataan bahwa kami membatalkan semua perayaan, kecual misa, dalam gereja dan doa sebaiknya dipanjatkan untuk perdamaian dan stabilitas di Irak.”

Uskup Agung Sako menambahkan gerejanya serta gereja-gereja lainnya menerima banyak surat peringatan dari al-Qaida, yang diterbitkan di situs kelompok teroris tersebut.

“Saya tidak membuat pernyataan apapun tentang al-Qaida, tetapi kami mendapat surat yang diterbitkan di situs al-Qaida yang meminta kami agar bijaksana dan tidak berurusan dengan warga Amerika, serta meminta pembebasan dua perempuan yang ditahan di Mesir. Mereka sebelumnya penganut asli Kristen di Mesir, tetapi lalu masuk Islam. Kami tidak punya hubungan dengan Mesir. Yang ketiga adalah agar tidak membela mantan wakil perdana menteri Tarek Aziz,” kata Uskup Sako.

Para ekstrimis Islam di Mesir mengatakan gereja di Mesir telah menahan dua perempuan Kristen karena diduga masuk agama Islam. Gereja membantah tuduhan tersebut, tetapi para ekstrimis di Irak mempercayai berita itu.

XS
SM
MD
LG