Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB Imbau Dunia agar Terus Perangi Rasisme


Sekjen PBB Ban Ki Moon: dunia sekarang lebih siap untuk “menuntut dan melindungi” tindakan menentang genosida, apartheid, pembersihan etnis, dan berbagai bentuk perbudakan modern.
Sekjen PBB Ban Ki Moon: dunia sekarang lebih siap untuk “menuntut dan melindungi” tindakan menentang genosida, apartheid, pembersihan etnis, dan berbagai bentuk perbudakan modern.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon mengatakan meskipun banyak kemajuan telah dicapai untuk memerangi rasisme dan kebencian terhadap orang asing, masih banyak lagi yang harus dilakukan.

Dokumen Deklarasi dan Program Aksi Durban disahkan tahun 2001 pada Konferensi PBB mengenai penentangan Rasisme, Diskriminasi Rasial, Kebencian terhadap Orang Asing dan Sikap Tidak Toleran Terkait lainnya. Pada waktu itu dokumen itu disebut sebagai “agenda inovatif dan berorientasi aksi untuk memerangi semua bentuk rasisme”.

Ban Ki Moon mengatakan, “Sepuluh tahun lalu, ketika mengesahkan Deklarasi dan Program Aksi Durban menentang Rasisme, masyarakat internasional mengakui bahwa tidak ada negara yang bisa menyatakan bebas dari diskriminasi dan sikap tidak toleran. Sepuluh tahun kemudian, situasinya masih sama.”

Lebih jauh, Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon mengatakan dunia sekarang lebih siap untuk “menuntut dan melindungi” tindakan menentang genosida, apartheid, pembersihan etnis, dan berbagai bentuk perbudakan modern dan lebih sadar akan adanya berbagai bentuk diskriminasi terlembaga yang terselubung.

“Kita harus mengakui bahwa sikap tidak toleran telah meningkat di banyak bagian dunia dalam satu dasawarsa terakhir ini. Tindakan-tindakan dan praktek-praktek yang tidak manusiawi yang muncul lagi dan terus ada ini menunjukkan bahwa kita tidak cukup banyak berbuat untuk menghentikanny,” ujar Sekretaris Jenderal PBB itu.

Ia menyebut contoh-contoh diskriminasi terhadap warga Afrika dan keturunan Afrika, warga Asia, warga pribumi, warga gipsy dan lainnya.

Ban Ki Moon mengatakan, “Marilah kita menunjukkan secara tegas penentangan terhadap anti-Semitisme. Kita harus menentang sikap anti-Islam dan menolak diskriminasi terhadap umat Kristen. Prasangka yang didasarkan pada identitas agama tidak punya tempat di dunia kita.”

Ia mengatakan, demikian juga diskriminasi yang didasarkan pada gender atau orientasi seksual.

Navi Pillay, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, menghimbau negara-negara anggota agar memperkuat tekad mereka untuk melaksanakannya.

Ia mengatakan, “Marilah kita berjanji di sini dan menghidupkan lagi upaya kita secara nasional, regional, dan global untuk memerangi momok rasisme. Kita bisa mulai dengan menunjukkan kepemimpinan di sini, saat ini dengan menggarisbawahi bahwa kesetaraan dan non-diskriminasi adalah prinsip-prinsip dasar masyarakat internasional. Keduanya memberi harapan bagi para korban.”

Yang juga berpidato di PBB adalah Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, yang negaranya menjadi tuan rumah konferensi mengenai rasisme tahun 2001.

Ia mengatakan, “Kurang dari satu dasawarsa, tidak terasa, pertemuan yang membahas rasisme berlangsung di Afrika Selatan.”

Pada saat itu apartheid masih sangat terasa dan masih hangat dalam ingatan.

“Rasisme dan diskriminasi rasial terus menjatuhkan martabat manusia, menghina harga diri manusia, dan berdampak negatif pada para korbannya,” ujar Presiden Zuma.

Zuma mengatakan dunia harus terus melanjutkan upaya yang sama untuk mengakhiri perbudakan, kolonialisme, dan apartheid. 2011 adalah Tahun Internasional bagi Warga Keturunan Afrika.

XS
SM
MD
LG