Tautan-tautan Akses

Kelompok Bantuan Sampai di Aceh; Korban Tewas Capai 100


Para penyintas gempa tidur di tempat penampungan sementara di Ulim, Aceh (8/12). (AP/Binsar Bakkara)
Para penyintas gempa tidur di tempat penampungan sementara di Ulim, Aceh (8/12). (AP/Binsar Bakkara)

Ahli mengatakan bahkan gempa-gempa susulan yang lemah berisiko menyebabkan kerusakan lebih jauh pada bangunan, terutama karena aturan-aturan bangunan modern tidak secara konsisten diberlakukan di Indonesia.

Organisasi-organisasi kemanusiaan tiba di Aceh, Kamis (8/12), sementara pemerintah menjanjikan berton-ton kebutuhan darurat dan para pejabat mencoba menilai skala kerusakan gempa yang menewaskan 100 orang itu.

Para tenaga sukarela dan hampir 1.500 petugas penyelamatan memfokuskan pencarian mereka di kota Meureudu di kabupaten Pidie Jaya yang paling parah terkena gempa, dekat episentrum gempa 6,5 Skala Richter yang mengguncang Rabu dini hari. Tim-tim evaluasi menyebar ke wilayah-wilayah lain di kabupaten itu.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban tewas telah mencapai 100 orang dan ia memperingatkan jumlah itu akan meningkat.

Tim-tim pencarian menggunakan peralatan yang mendeteksi sinyal-sinyal ponsel dalam radius 100 meter untuk membantu memandu upaya mereka dalam menyisir puing-puing, ujarnya. BNPB Aceh mengatakan lebih dari 600 orang mengalami luka-luka.

Mereka yang tewas termasuk anak-anak dan orang tua. Mohammad Jafar, 60, mengatakan bahwa putrinya, cucu perempuan dan cucu laki-lakinya meninggal dalam gempa namun ia mengikhlaskannya sebagai "kehendak Allah."

Ribuan orang kehilangan rumah atau takut kembali ke rumah mereka. Para pejabat di Aceh mengatakan lebih dari 8.000 orang hari Rabu malam menginap di tempat-tempat penampungan di Pidie Jaya saja.

Gempa maut rutin menimpa wilayah ini, di mana banyak warganya memiliki kenangan mengerikan mengenai gempa dahsyat tanggal 26 Desember 2004 yang mengguncang Sumatera. Gempa berkekuatan 9,1 SR itu memicu tsunami yang menewaskan 100.000 orang Aceh.

Pemerintah mengatakan barang bantuan darurat termasuk 10 generator, tenda, tempat tidur lipat, persediaan untuk bayi dan kantong jenazah.

Militer telah mendirikan rumah sakit lapangan darurat dan mengirimkan dua puluhan dokter, dan Kementerian Kesehatan menugaskan sebuah tim medis dan mengirim obat-obatan. Palang Merah mengirimkan bantuan seperti truk-truk air hari Rabu dan kelompok kemanusiaan CARE memimpin tim evaluasi yang terdiri dari empat kelompok bantuan internasional untuk menghindari duplikasi usaha. Kelmpok-kelompok bantuan dan lainnya juga menggalang sumbangan.

Perlu sedikitnya dua hari atau lebih sebelum ada gambaran yang lebih menyeluruh mengenai berapa orang yang mengungsi dan bantuan yang diperlukan, kata juru bicara Organisasi Migrasi Internasional (IOM), Paul Dillon. Di Twitter, IOM mengatakan bahwa satu masjid menampung 2.000 pengungsi perempuan dan anak-anak.

Badan Survei Geologi AS mengatakan gempa berpusat sekitar 19 kilometer di tenggara Sigli, kota di bagian ujung utara Sumatera, pada kedalaman 17 kilometer. Gempa itu tidak memicu tsunami. Hari Kamis jam 9 pagi, sekitar 36 gempa susulan mengguncang daerah tersebut.

John Ebel, profesor ilmu bumi dan lingkungan dari Boston College, mengatakan bahkan gempa-gempa susulan yang lemah berisiko menyebabkan kerusakan lebih jauh pada bangunan, terutama karena aturan-aturan bangunan modern tidak secara konsisten diberlakukan di Indonesia.

Sejumlah petugas dan ekskavator bekerja membersihkan puing-puing di sebuah pasar di Meureudu, kota yang paling parah terhantam gempa, di mana banyak toko ambruk.

Seorang pemilik toko, Haji Yusri Abdullah, tidak berharap banyak akan menemukan penyintas. Ia mengatakan hampir dua puluhan jenazah ditarik dari puing-puing pasar sehari sebelumnya. Mereka termasuk delapan orang yang terdiri dari pasangan yang baru menikah dan anggota keluarga mereka yang sedang melakukan upacara yang disebut Antar Dara Baro.

BNPB mengatakan hampir 600 bangunan rusak parah atau hancur di Pidie Jaya, Pidie dan Bireun. Sebagian besar adalah ruko dan tempat tinggal, namun masjid, rumah sakit, sekolah asrama dan pusat perbelanjaan juga mengalami kerusakan. Jalanan juga terbelah dan tiang-tiang listrik jatuh. [hd]

Recommended

XS
SM
MD
LG