Tautan-tautan Akses

Hari Air Sedunia, Aliran Sungai Bengawan Solo Penuh Sampah dan Limbah


Peserta "Susur Sungai Bengawan Solo" dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 2017 (Foto: VOA/Yudha)
Peserta "Susur Sungai Bengawan Solo" dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 2017 (Foto: VOA/Yudha)

Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo dalam kondisi kritis akibat sedimentasi dan pencemaran lingkungan. Dalam merayakan Hari Air Sedunia, berbagai cara dilakukan untuk mengembalikan fungsi sungai terpanjang yang membelah Pulau Jawa ini sebagai sumber kehidupan masyarakat.

Bersama belasan warga lainnya, Suyono, memasang umpan dan kail di bibir Sungai Bengawan Solo di kawasan Jebres, Solo, Rabu siang (22/3). Yono melemparkan mata pancing ke aliran sungai yang berwarna kecoklatan bercampur kehitaman.

Ikan seukuran telapak tangan tampak sesekali berlompatan menarik perhatian belasan pemancing yang menunggu. Bau menyengat limbah kehitaman yang ada di permukaan air sungai tak dihiraukan Yono.

“Ini yang mancing sedikit, biasanya sini penuh orang mancing. Sampai pinggir sungai sana. Airnya hitam itu limbah. Ini belum seberapa, biasanya sampai hitam pekat, baunya menyengat. Meski bau menyengat kita tetap mancing. Paling banyak bisa sampai 10 kilogram ikan. Limbah ini bikin ikan jadi mabuk, kadang terapung. Kita ambil juga. Ikannya tidak kita jual, saya makan sendiri dengan keluarga. Kalau cuci ikannya bersih, ya tidak takut dimakan meski tercemar limbah,” kata Yono.

Barisan perahu karet pegiat lingkungan dan pejabat daerah menyusuri aliran Sungai Bengawan Solo sejak dari Klaten hingga Solo yang berjarak sekitar 15 kilometer. Perahu karet ini seringkali berbalik arah mengambil sampah yang terapung di aliran sungai.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Yudi Pratondo, yang ikut dalam rombongan menyusuri Sungai Bengawan Solo ini mengatakan kondisi sungai sudah sangat parah. Menurut Yudi, sedimentasi dan pencemaran air sungai akibat sampah dan limbah masih tampak jelas. Yudi menegaskan beban sungai ini sangat berat.

“Lihat saja airnya, warnanya apa? Hitam kan. Itu tandanya airnya tidak bagus. Tercemar. Tidak layak dikonsumsi. Ini bisa kita lihat apa yang terjadi di hulu sungai ini, kok sampai airnya hitam tercemar limbah. Kemudian airnya agak kecoklatan ini tanda kalau di hulu sungai ini juga terjadi erosi," jelas Yudi Pratondo.

"Air hujan jatuh dari langit, masuk ke drainase, ujung-ujungnya ke Sungai Bengawan Solo. Yang tidak bisa masuk sungai, dipompa ke sungai. Air limbah juga masuk ke sungai. Makanya, kurangilah beban sungai. Jangan bebani sungai dengan sampah dan limbah. Sungai itu adalah sumber air bagi kehidupan. Air yang bersih, harus kita pertahankan," lanjutnya.

Sementara itu, Walikota Solo Hadi Rudyatmo mengaku prihatin atas kondisi Sungai Bengawan Solo, apalagi yang melintas di wilayahnya. Menurut Rudy, perilaku warga membuang sampah dan limbah ke sungai masih banyak ditemukan saat melakukan susur sungai dengan perahu karet.

“Budaya masyarakat yang baik mulai hilang. Budaya perilaku sehat. Dulu membuang sampah selalu di tempat sampah. Sekarang buang sampah sembarangan, bahkan nekat buang sampah di sungai. Lha, perilaku ini yang harus dibenahi, jadi sepanjang 15 kilometer susur sungai yang saya ikuti di Bengawan Solo, saya menangis. Sungai penuh sampah dan limbah. Waktu saya masih kecil, usia 9-15 tahun, saya setiap hari mandi dan bermain di Sungai Bengawan Solo. Airnya masih jernih,” kata Walikota Solo Hadi Rudyatmo.

Tak hanya "Susur Sungai Bengawan Solo", Perayaan Hari Air Sedunia di Solo juga dilakukan dengan memberi pemahaman kepada warga bantaran melalui sekolah sungai, yang berisi materi pendidikan karakter menjaga kebersihan sungai dan warga siaga bencana banjir.

Hari Air Sedunia, Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Penuh Sampah dan Limbah
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:13 0:00


Warga setempat juga dilatih memanfaatkan lahan bekas relokasi warga bantaran dengan menanam tanaman produktif seperti akar wangi, membuat kerajinan tangan dari akar wangi, dan memanfaatkan sampah untuk didaur ulang.

Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sepanjang 600-an kilometer melintasi 7 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah dan 10 kabupaten/kota di Provinsi Jawa timur. Bengawan Solo membentang dari Wonogiri, Jawa Tengah, hingga Gresik, Jawa Timur.

Hari Air Sedunia 2017 ini mengusung tema Peduli Air dan Air Limbah. [ys/as]

Recommended

XS
SM
MD
LG