Tautan-tautan Akses

Aktif di Internet, Perempuan Barat Jadi Janda ISIS


Seseorang dengan akun @_UmmWaqqas memasang foto ini di Twitter, dan menyebut teman-temannya @UmmLayth_, Umm Haritha dan Umm Ubaydiah, para anggota perempuan ISIS.
Seseorang dengan akun @_UmmWaqqas memasang foto ini di Twitter, dan menyebut teman-temannya @UmmLayth_, Umm Haritha dan Umm Ubaydiah, para anggota perempuan ISIS.

Lembaga pemikiran Institut Dialog Strategis (ISD) di London mengatakan 106 perempuan asing telah pindah ke wilayah ISIS, dan sedikitnya 15 dari mereka telah jadi janda pejuang.

Setidaknya 15 perempuan muda dari Barat yang bergabung dengan Negara Islam (ISIS) dan menikahi para pejuang jihad kini menjadi janda setelah kelompok militan itu menderita kekalahan dalam pertempuran di Suriah dan Irak, menurut para peneliti yang secara dekat memantau radikal-radikal Islamis itu di Internet.

Lembaga pemikiran Institut Dialog Strategis (ISD) di London memberi kantor berita Reuters akses pada basis data mereka atas 106 perempuan asing yang dikatakan telah pindah ke wilayah ISIS dan aktif di Internet.

Lima belas dari perempuan itu telah mengatakan di media sosial bahwa mereka kehilangan suami mereka dalam pertempuran, atau para pendukung ISIS lainnya telah mengumumkan kematian pria-pria itu di Internet, menurut peneliti ISD Melanie Smith.

Meski Reuters tidak dapat secara independen mengukuhkan identitas perempuan-perempuan itu, banyak di antara mereka telah disebut oleh para kerabat meninggalkan negara asal ke Suriah dan Irak. Beberapa bahkan telah disebut oleh para petugas hukum di negara masing-masing atau meninggalkan jejak daring, seperti lokasi geografis di akun-akun Twitter mereka.

Smit mengatakan sebagian besar perempuan itu diyakini merupakan janda-janda yang kehilangan suami-suami mereka dalam enam bulan terakhir. ISIS, yang menyapu Irak utara Juni lalu, telah mengalami kekalahan dalam beberapa medan perang termasuk di kota Kobani, Suriah, di mana mereka dipukul mundur oleh pasukan Kurdi yang didukung serangan udara AS.

Semangat perempuan-perempuan asing menjadi kekhawatiran ISIS yang mencoba menarik lebih banyak perempuan dari luar negeri untuk menikahi para pejuang Islamis dan menggandakan populasi di wilayah yang mereka kuasai.

Edisi terakhir majalah daring ISIS, Dabiq, mendesak "setiap saudari (asing) yang telah kehilangan suami di medan perang" untuk tidak patah semangat.

"Tetap kuat, saudariku sayang, bersabarlah, dan nantikan ganjaran untukmu. Berhati-hati, berhati-hati saat memikirkan untuk kembali (ke rumah)," tulis organisasi itu dalam sebuah artikel, yang mengatakan pada perempuan-perempuan asing bahwa bermigrasi ke ISIS merupakan kewajiban agama yang mengikat.

XS
SM
MD
LG