Persaingan untuk memperlambat penyebaran virus corona di Amerika Serikat (AS) menciptakan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada infrastruktur dunia maya negara, yang berpotensi makin membuat rentan.
Yang menjadi masalah adalah badan pemerintah AS, ribuan bisnis, dan jutaan orang Amerika, yang tiba-tiba terpaksa bekerja dari rumah. Mereka mengandalkan keamanan koneksi internet mereka dan sehatnya dunia maya agar bisnis dan layanan tetap berjalan.
Sebagai akibatnya beberapa pejabat memperingatkan, ini menjadi celah bagi siapa saja yang ingin melakukan serangan virtual.
"Kita menyadari musuh kita sering melihat peluang dalam situasi seperti ini," kata seorang pejabat AS kepada VOA.
Baik Biro Investigasi Federal (Federal Investigation Bureau/FBI) maupun perusahaan keamanan siber swasta memperingatkan serangan itu sudah berlangsung.
"Kita melihat sejumlah besar ancaman dalam email, meningkatkan rekayasa sosial pada skala untuk melakukan berbagai serangan," kata Sherrod DeGrippo, direktur senior penelitian ancaman dan deteksi di Proofpoint.
Watch out for emails claiming to be from the @CDCgov or others saying they have information about the virus, and don%27t click on links you don%27t recognize. For the most up-to-date information about #COVID19, visit the CDC’s website at https://t.co/VAxaOUzfeu.
— FBI Washington Field (@FBIWFO) March 16, 2020
Beberapa email dirancang agar terlihat seperti berasal dari lembaga yang sah seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) atau Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), menggunakan ketakutan akan virus corona untuk membuat penerima email mengklik lampiran atau tautan yang berbahaya. [my/pp]