Presiden Amerika Donald Trump melancarkan serangan besar hari Kamis (18/6) terhadap mantan penasihat keamanan nasionalnya John Bolton setelah Bolton dalam buku barunya menyebut pemimpin Amerika itu sebagai panglima tertinggi yang “tidak menentu” dan “luar biasa tidak berpengetahuan.”
Trump, dalam serangkaian komentar yang pedas lewat Twitter, menyebut buku Bolton itu sebagai “kumpulan kebohongan dan cerita karangan, semua dimaksudkan untuk membuat saya kelihatan buruk. Banyak pernyataan konyol yang dikatakan tentang saya sama sekali tidak pernah ada, fiksi murni. Hanya berusaha membalas dendam karena saya memecatnya seperti anak anjing yang sakit!”
Bolton’s book, which is getting terrible reviews, is a compilation of lies and made up stories, all intended to make me look bad. Many of the ridiculous statements he attributes to me were never made, pure fiction. Just trying to get even for firing him like the sick puppy he is!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 18, 2020
Presiden Amerika itu juga menyebut Bolton “orang bodoh membosankan yang tidak puas dan yang hanya ingin pergi berperang. Tidak tahu apa yang terjadi. Dia telah disingkirkan dan dengan senang hati dibuang. Dasar tolol! ”
Wacko John Bolton’s “exceedingly tedious”(New York Times) book is made up of lies & fake stories. Said all good about me, in print, until the day I fired him. A disgruntled boring fool who only wanted to go to war. Never had a clue, was ostracized & happily dumped. What a dope!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 18, 2020
Trump jarang mengakui kesalahan selama 3 ½ tahun masa kepresidenannya. Tetapi, dia mengirim cuitan bahwa pada satu waktu dalam awal masa jabatan Bolton selama 17 bulan di
Gedung Putih tahun 2018 dan tahun lalu dia “seharusnya sudah memecatnya saat itu juga!” Dia mengatakan Bolton “dengan bodohnya” berkomentar tentang pandangan Amerika tentang masa depan Korea Utara dalam sebuah acara bincang-bincang berita sehingga mempersulit Trump ketika dia memulai perundingan dengan diktator Korea Utara, Kim Jong Un.
....He didn’t want Bolton anywhere near him. Bolton’s dumbest of all statements set us back very badly with North Korea, even now. I asked him, “what the hell were you thinking?” He had no answer and just apologized. That was early on, I should have fired him right then & there!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 18, 2020
Gedung Putih sedang sedang berusaha memperoleh perintah pengadilan untuk memblokir buku setebal 577 halaman itu yang dijadwalkan akan diterbitkan minggu depan.
Gedung Putih mengklaim buku berjudul, “The Room Where It Happened,” itu berisi informasi keamanan nasional yang harus dirahasiakan meskipun beberapa kantor berita Amerika telah memperoleh salinannya, dan pada hari Rabu mulai menulis laporan luas tentang tuduhan Bolton itu.
BACA JUGA: Bolton: Trump Libatkan Pemimpin Dunia Demi Kepentingannya SendiriBolton, yang mendapat persekot $ 2 juta untuk bukunya, mengatakan bahwa Trump meminta Presiden China Xi Jinping untuk membeli lebih banyak hasil pertanian dari daerah pertanian Amerika untuk membantu Trump memperoleh dukungan dalam pemilihan di daerah pedesaan di berbagai negara bagian. [lt/ii]