Tiga Tewas Akibat Gempa di Jawa

Pengemudi terjebak macet saat mereka mencoba mencapai tempat yang lebih tinggi di tengah kekhawatiran akan tsunami, menyusul gempa di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia, 16 Desember 2017.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (16/12), merevisi jumlah korban tewas akibat gempa 6,5 SR yang mengguncang Jakarta dan kota-kota lain di Pulau Jawa, Jumat malam, menjadi tiga orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, seorang perempuan bernama Fatimah dari Desa Argosari di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dilaporkan tewas terkait gempa itu. Sebelumnya media-media melaporkan, hingga Jumat malam, jumlah korban tewas hanya dua orang: Dede Lutfi, warga Desa Gunungsari, Ciamis, dan Aminah, warga Sugihwaras, Pekalongan.

Para pejabat hingga saat ini masih mengevaluasi kerusakan akibat gempa yang terjadi tepat sebelum tengah malam itu. BNPB memperkirakan hampir 1.000 rumah mengalami kerusakan.

Menurut Sutopo,kerusakan bangunan yang paling parah terjadi di Tasikmalaya, Ciamis dan Pangandaran yang terletak dekat dengan pusat gempa. Survei Geologi Amerika mengatakan pusat gempa berada sekitar 50 kilometer dari baratdaya kota Tasikmalaya. Sutopo lebih jauh mengatakan, hingga saat ini sudah terjadi 19 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

Pihak berwenang sempat mengeluarkan peringatan tsunami untuk sebagian pantai di Jawa, yang merupakan tempat tinggal lebih dari 250 juta oran -- lebih dari separuh penduduk Indonesia. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii mengatakan tidak ada tsunami yang terdeteksi. Indonesia berada di kawasan Cincin Api, sebuah garis patahan lempeng bumi di Samudera Pasifik di mana sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi. [ab]