Kelompok pemberontak Taliban, Minggu (19/10), menuduh militer Amerika melanggar perjanjian perdamaian yang telah disepakati kedua pihak pada Februari lalu, dengan melancarkan “serangan udara besar-besaran” di bagian selatan Provinsi Helmand dan beberapa daerah lain yang dikuasai Taliban.
Juru bicara Taliban Muhammad Yousuf Ahmadi mengatakan perjanjian yang ditandatangani di Doha, Qatar, pada 29 Februari lalu melarang pasukan Amerika melancarkan serangan udara di daerah-daerah di luar zona tempur atau dalam pertempuran aktif. “Semua isi perjanjian Amerika-Taliban itu tidak ambigu, tetapi pihak lawan dalam banyak kesempatan telah melanggar komitmennya dan terlibat aksi provokatif dan pemboman di zona non-tempur,” ujar Ahmadi.
“Kami dengan tegas menolak klaim Taliban bahwa Amerika telah melanggar Perjanjian AS-Taliban. Serangan udara Amerika di Helmand dan bagian barat propinsi Farah telah dilakukan dan akan terus berlanjut semata-mata untuk membela ANDSF (Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan.red) ketika mereka diserang oleh Taliban,” demikian cuit juru bicara militer Amerika, Kolonel Sonny Leggett.
2/3 These strikes are consistent with both the U.S.-Taliban Agreement and the Joint Declaration between the Government of the Islamic Republic of Afghanistan and the United States
— USFOR-A Spokesman Col Sonny Leggett (@USFOR_A) October 18, 2020
3/3 The entire world has witnessed the Taliban%27s offensive operations in Helmand-- attacks which injured and displaced thousands of innocent Afghan civilians. We reiterate our call for ALL SIDES to reduce the violence to allow the political process to take hold.
— USFOR-A Spokesman Col Sonny Leggett (@USFOR_A) October 18, 2020
Ditambahkannya, serangan itu konsisten dengan perjanjian Amerika-Taliban dan kesepahaman antara Amerika-Afghanistan.
Cuitan ini juga ditegaskan oleh Penjabat Duta Besar Amerika Untuk Afghanistan Ross Wilson.
We join @USFOR_A in rejecting Taliban claims about U.S. airstrikes in defense of the ANDSF in Helmand and Farah. Taliban attacks have cost lives and displaced thousands. When the violence is reduced and stopped, the peace process that Afghans long for can go forward. https://t.co/G1xyoNXGee
— Chargé d’Affaires Ross Wilson (@USAmbKabul) October 18, 2020
Bulan lalu Taliban melancarkan serangan ofensif berskala besar di Helmad, merebut wilayah di dan sekitar Lashkargah, yang merupakan ibu kota provinsi itu; dan memblokir jalan-jalan menuju ke kota.
PBB mengatakan pertempuran itu telah membuat lebih dari 35 ribu warga sipil mengungsi dan menewaskan sekitar 200 orang di provinsi yang dikuasai Taliban itu. [em/jm]