Suriah, Pemberontak Teruskan Pembicaraan Perdamaian di Kazakhstan

Delegasi dari Rusia, Iran dan Turki mengadakan pembicaraan perdamaian Suriah di sebuah hotel di Astana, Kazakhstan, Senin 23 Januari, 2017. (AP Photo/Sergei Grits)

Pembicaraan perdamaian antara pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok pemberontak terus berlangsung hari Selasa (24/1) di Kazakhstan, setelah hari pembukaan di mana para pejabat mengatakan tidak ada terobosan besar.

Para pejabat mengatakan pembicaraan di Astana itu, yang didukung oleh Rusia dan Turki, tidak mengadakan perundingan langsung, tetapi kedua pihak berkomunikasi secara tidak langsung melalui penengah.

Perundingan hendak memperkuat gencatan senjata di seluruh Suriah yang ditengahi oleh Rusia, Iran, dan Turki bulan Desember, gencatan senjata yang umumnya tetap bertahan.

Sebelumnya, pembicaraan perdamaian Suriah, termasuk perundingan terakhir setahun yang lalu, tidak menghasilkan pengakhiran konflik yang mulai bulan Maret tahun 2011 itu.

Setelah yang pertama dari beberapa babak pertemuan hari Senin, duta besar Suriah di PBB Bashar Jaafari menuduh oposisi "tidak bertindak dengan bertanggung jawab.”

Ia mengecam tuduhan bahwa operasi militer Suriah di daerah Wadi Barada tidak jauh dari Damaskus melanggar gencatan senjata. Suriah telah mengatakan militan Islamis dari kelompok yang dahulu bernama Front Nusra terlibat dalam pertempuran, yang telah berakibat terhadap pemasokan air ke ibukota Suriah.

Jaafari mengatakan karena kelompok Islamis itu tidak turut dalam gencatan senjata, siapapun yang membela kelompok ini “berada di pihak yang salah,” kata dubes Suriah itu. [gp]