Sistem Kesehatan São Paulo Kini Berada di Titik Kritis

Rumah Sakit di Sao Paulo, Brazil, 17 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Amanda Perobelli)

Kota terbesar di Brazil berjuang mengekang penyebaran COVID-19 ketika beberapa langkah pembatasan diberlakukan lagi.

Pembatasan lebih lanjut itu tidak dapat membendung arus warga yang berdesakan ke kota, naik bus dan kereta api, keluar masuk São Paulo setiap hari.

Dengan banyak rumah sakit mencapai kapasitas penuh, Wali Kota Bruno Covas pada hari Kamis lalu mengumumkan pemberlakuan aturan tegas pemerintahnya terhadap mobilitas di dalam kota tersebut untuk mengantisipasi liburan yang akan datang.

"Ini harus dihentikan supaya kasus lain tidak terjadi seperti ini. Banyak warga tidak dapat dirawat di rumah sakit dan kemudian meninggal," kata Covas mengacu pada São Paulo yang mencatat kematian pertama seorang pasien COVID-19 saat menunggu tersedianya tempat tidur ICU.

BACA JUGA: Warga Brazil Protes Cara Presiden Tangani Pandemi

Pasien itu adalah salah satu dari 476 warga yang mengantre untuk mendapatkan tempat tidur rumah sakit.

Di Rumah Sakit Vila Alpina, pasien COVID-19 menunggu berjam-jam untuk dirawat di dalam ambulans yang antre di tempat parkir.

Pemerintah negara bagian São Paulo mengeluarkan peringatan darurat kepada masyarakat yang mengumumkan "risiko tinggi jika tidak ada tempat tidur rumah sakit di seluruh negara bagian – Tetap berada di rumah, jaga keluarga. Jika perlu keluar, gunakan masker."

Sementara itu, pihak berwenang dan asosiasi kesehatan memperingatkan pemerintah federal bahwa persediaan obat penenang dan obat-obatan lain yang dibutuhkan untuk intubasi telah berkurang, hanya tersisa persediaan 20 hari untuk seluruh Brazil. [mg/pp]