Sekjen PBB Serukan Diakhirinya Pertempuran di Suriah Selatan

Foto yang diambil pada tanggal 21 Juni 2018 menunjukkan asap mengepul akibat bombardemen dari rezim pemerintah di kota Al-Mulayhah al-Sharqiyah di timur pinggiran provinsi Daraa di selatan Suriah (foto: AFP Photo/Mohamad Abazeed)

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres hari Jumat menyerukan untuk segera mengakhiri peningkatan kekuatan militer di Suriah barat daya dan kembali ke pengaturan gencatan senjata yang disepakati oleh Rusia, Amerika dan Yordania.

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley secara terpisah mendesak Rusia untuk menekan Suriah seukutunya agar menegakkan gencatan senjata.

Guterres dijadwalkan mengadakan pembicaraan hari Sabtu di Washington dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.

Presiden Bashar al-Assad bertekad untuk merebut kembali bagian Suriah selatan yang dikuasai pemberontak.

Selama tiga hari terakhir, daerah di Daraa timur telah dibom, memaksa ribuan warga sipil melarikan diri, menurut badan pengawas HAM Suriah yang berkantor di Inggris.

Guterres mengatakan, dia "sangat prihatin" oleh meningkatnya pertempuran baru-baru ini yang dilancarkan pemerintah Suriah, yang menimbulkan "risiko besar" bagi keamanan kawasan.

Dia menyerukan "segera mengakhiri eskalasi militer itu" dan mendesak semua pihak untuk mempertahankan gencatan senjata "sebagai prioritas."

Yordania, Rusia dan Amerika tahun lalu sepakat untuk membentuk zona de-eskalasi yang mencakup Daraa, Quneitra dan Sweida. Ketiga daerah itu berbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel.

Lebih dari 11.000 orang mengungsi akibat meningkatnya kekerasan, termasuk serangan udara, artileri, bom barel dan serangan roket, menurut pernyataan AS. [ps/ii]