Satgas: Roadmap Program Vaksinasi COVID-19 Hampir Selesai

Ampul-ampul dengan stiker "Vaksin Covid-19" dan alat suntik. (Foto: Ilustrasi/Reuters)

Pemerintah segera menyelesaikan rencana program vaksinasi COVID-19. Seperti apa roadmap-nya?

Meskipun vaksin COVID-19 yang aman dan efektif belum ditemukan, pemerintah tetap mempersiapkan roadmap program vaksinasi COVID-19. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan sampai saat ini roadmap tersebut belum selesai.

“Jadi sudah ada dan roadmap sudah dalam tahap finalisasi mencakup kandidat vaksin dan penyusunan tahapan prioritas penerima vaksin, dengan berbagai pertimbangan seperti, ketersediaan vaksin, penduduk, wilayah berisiko, tahapan pemakaian, dan indeks pemakaian,” ujar Wiku dalam telekonferensi pers, di Jakarta, Selasa (3/11).

Juru Bicara Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito. (Foto courtesy: covid19.go.id)

Lanjutnya, roadmap yang disusun juga memperhatikan ketersediaan cold chain dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang melibatkan beberapa jenis tenaga kesehatan termasuk vaksinator.

Selain itu, sebelum melakukan vaksinasi tersebut, kata Wiku, pemerintah akan memastikan keamanan dan ketersediaanya, dengan mendengarkan pendapat dari berbagai elemen masyarakat, baik lintas kementerian maupun lembaga.

Kasus Positif COVID-19 Terus Menurun

Dalam kesempatan ini, Wiku juga menyampaikan perkembangan pandemi mingguan. Ia melaporkan bahwa pada pekan ini terdapat penurunan kasus positif sebesar 17,1 persen dibandingkan dengan minggu lalu secara nasional.

Provinsi Jawa Barat, Banten, Riau dan Jawa Tengah berhasil menekan laju perebakan wabah virus corona pada pekan ini.

“Lima besar provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi pada pekan ini diisi oleh Sumatera Barat (naik 142), Kepulauan Riau (naik 137), DIY (naik 76), Papua Barat (naik 45), dan Papua (naik 40),” jelasnya.

Seiring dengan penurunan penambahan kasus positif secara mingguan, angka kematian pada pekan ini juga menurun sebanyak 18 persen. Provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Kepri dan Nusa Tenggara Barat (NTB) telah berhasil menekan angka kematian pada pekan ini.

Adapun lima provinsi yang mengalami kematian tertinggi pada pekan ini adalah Kalimantan Barat (naik 11), Sulawesi Selatan (naik 10), Papua (naik 8), Lampung (naik 6), dan Kalimantan Timur (naik 6).

“Sementara untuk persentase kasus meninggal tertinggi diisi oleh Jawa Timur (7,16 persen), Nusa Tenggara Barat (5.53 persen), Sumatera Selatan (5,35 persen), Jawa Tengah (5,11 persen) dan Bengkulu (4,53 persen),” jelasnya.

Namun, angka kesembuhan pada pekan ini mengalami perlambatan sebesar 0,8 persen. Lima provinsi dengan kenaikan kesembuhan tertinggi di Indonesia adalah Sumatera Barat (naik 1.537), Kalimantan Timur (naik 337), DKI Jakarta (naik 334), Banten (naik 271), dan Jawa Barat (naik 269).

BACA JUGA: Pemerintah Belum Putuskan Batal Beli Vaksin dari AstraZeneca

Terkait risiko COVID-19, zona risiko sedang atau zona oranye terus mengalami kenaikan dari semula 360 kabupaten/kota menjadi 371 kabupaten/kota. Menurutnya, hal ini disebabkan masih banyak daerah yang terlena dan lengah berada di zona tersebut. Ini bukan kabar menggembirakan, kata Wiku, pasalnya, bila terus lengah, kabupaten/kota itu bisa masuk ke zona merah.

Sementara itu, sampai dengan saat ini, terdapat penurunan zona merah dari 20 menjadi 19 kabupaten/kota.

“Selanjutnya terdapat penurunan yang cukup signifikan di daerah yang masuk ke zona kuning atau zona dengan risiko rendah. Jika sebelumnya terdapat 115 kabupaten/kota di zona kuning maka saat ini jumlahnya turun menjadi 104 kabupaten/kota,” katanya.

Satgas Imbau Masyarakat yang Kembali dari Liburan Panjang untuk Lakukan Tes PCR

Berkaca pada pengalaman sebelumnya yang menunjukkan lonjakan kasus positif setelah adanya liburan panjang, Wiku mengimbau masyarakat yang baru kembali dari liburan panjang periode 28 Oktober-1 November untuk melakukan tes PCR.

Tes PCR bagi ASN Pemkot Solo di Kompleks Balaikota Solo, Sabtu, 18 Juli 2020. (Foto : Pemkot Surakarta)

“Satgas mengingatkan kepada masyarakat yang sudah kembali dari perjalanan selama masa libur panjang untuk segera melakukan testing dalam rangka melakukan antisipasi bila terjadi atau tertular,” kata Wiku.

Apabila hasil testing tersebut menunjukkan hasil positif, masyarakat diImbau untuk segera melakukan karantina di fasilitas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Semakin cepat ditangani, maka tingkat kesembuhan pun akan semakin besar, dan laju penularan juga bisa ditekan.

“Kami juga meminta kepada masyarakat untuk betul-betul mendukung upaya 3T dengan bersikap terbuka ketika tracing dilakukan. Keterbukaan masyarakat ini merupakan kunci utama dalam melacak kontak terdekat. Sekaligus juga memastikan mereka memperoleh perawatan dan treatment yang lebih dini yang baik,” tuturnya. [gi/ab]