Perusahaan Batubara Dukung Keputusan Trump Keluar dari Perjanjian Iklim

  • Jim Randle

Presiden Donald Trump mengatakan di Gedung Putih Kamis (1/6), kesepakatan Paris merugikan pertumbuhan ekonomi AS.

Puluhan perusahaan AS menentang keputusan Presiden Trump menarik Amerika keluar dari kesepakatan iklim Paris. Pengamat mengatakan, penggunaan energi terbarukan telah memperkuat dukungan bagi energi hijau dalam komunitas bisnis yang dulu skeptis. Namun, beberapa perusahaan batubara justru mendukung tindakan presiden Trump.

Presiden Donald Trump mengatakan, kesepakatan Paris merugikan pertumbuhan ekonomi AS, merugikan lapangan pekerjaan dan upah, menutup pabrik-pabrik dan menempatkan perusahaan AS pada posisi yang tidak menguntungkan.

"Kepatuhan terhadap persyaratan kesepakatan Paris dan pembatasan energi yang memberatkan Amerika, dapat mengakibatkan Amerika kehilangan 2,7 juta pekerjaan menjelang tahun 2025," ujar Trump.

Perusahaan batubara segera mendukung keputusan Trump. Pabrik batubara, Peabody Coal mengatakan, kesepakatan iklim tersebut akan merugikan ekonomi AS karena menaikkan biaya listrik. Perusahaan lain, Murray Energy mengatakan, langkah Trump itu akan menyelamatkan para pekerja tambang batubara dan menghasilkan listrik murah.

Para pendukung perjanjian Paris mengatakan, lebih banyak lapangan pekerjaan terbuka dalam industri energi hijau daripada pekerjaan yang hilang di perusahaan bahan bakar fosil.

"Jika kita melihat ekonomi Amerika sekarang, ada tiga juta orang di Amerika yang bekerja dalam bidang penghematan energi atau energi terbarukan, bagian dari pertumbuhan pasar energi yang paling cepat, jauh melampaui lapangan kerjadalam industri gas alam, batubara, atau minyak," papar Andrew Light dari World Resources Institute.

Pakar energi terbarukan mengatakan, peralatan untuk energi terbarukan ini lebih produktif dan lebih murah.

"Energi terbarukan adalah sumber energi termurah. Sebelumnya orang tidak mempertimbangkan energi terbarukan karena sejak lama, pertimbangannya adalah nilai ekonomi dan dampaknya pada lingkungan. Sekarang ini, keduanya sama-sama menguntungkan," kata Amit Rosen dari Universitas George Washington.

CEO General Electric, Jeff Immelt, Tesla dan CEO Space-X, Elon Musk, termasuk di antara pemimpin bisnis papan atas yang mengritik keputusan Trump. Musk mengundurkan diri dari panel penasihat ekonomi Gedung Putih setelah pengumuman Trump itu.

Puluhan perusahaan AS, termasuk Mars, Nike, Levi Strauss dan Starbucks, menandatangani sebuah surat kepada Trump, mengatakan bahwa kegagalan untuk membangun ekonomi rendah karbon membahayakan "kemakmuran AS”.

Perusahaan minyak, seperti Chevron dan saingannya ExxonMobil, baru-baru ini mengatakan, kesepakatan Paris memberi perusahaan mereka masa depan yang lebih dapat diperkirakan.

Pemegang saham ExxonMobil meminta perusahaan minyak raksasa itu melakukan lebih banyak, guna menilai risiko bisnis dan perubahan iklim, dan berbagi informasi tersebut dengan para investor. [ps/ii]