Pemerintah Selidiki Dugaan Penyelundupan Senjata oleh Pasukan Perdamaian

  • Associated Press

Misi penjaga perdamaian PBB di Darfur tiba di El-Fasher, Darfur Utara, Sudan. (Foto: Dok)

Juru bicara Kapolri bersikeras bahwa bagasi yang berisi senjata-senjata itu bukan milik grup Indonesia.

Pihak berwenang sedang menyelidiki dugaan penyelundupan senjata oleh puluhan anggota pasukan perdamaian yang ditahan di Sudan, menurut Kementerian Luar Negeri, Selasa (24/1).

Media di Sudan melaporkan Jumat lalu bahwa pemerintahan negara bagian Darfur Utara menahan para polisi Indonesia yang diduga mencoba menyelundupkan 29 senapan Kalashnikov dan sekitar 70 senjata di bagasi mereka di bandar udara El-Fasher airport.

Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir mengatakan informasi awal yang mereka terima adalah bahwa koper itu bukan milik unit polisi Indonesia dan bahwa PBB saat ini sedang melakukan investigasi.

"Ada sejumlah ketidaksesuaian dalam informasi yang kami terima," ujar Arrmanatha dalam pernyataan tertulis.

Ia mengatakan sebuah tim polisi Indonesia akan meninggalkan ibukota Sudan, Khartoum, untuk memberikan bantuan hukum dan mencari klarifikasi insiden tersebut.

Indonesia menempatkan 140 orang minggu lalu untuk bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB di Sudan untuk menggantikan kelompok yang pergi.

Juru bicara Kepolisian Republik Indonesia, Kombes Martinus Sitompul, mengatakan para polisi Indonesia itu ditahan di sebuah kamp transit di Sudan.

Ia bersikeras bahwa bagasi yang berisi senjata-senjata itu bukan milik grup Indonesia, mengutip kepala unit polisi Indonesia itu bahwa koper-koper itu tidak memiliki stiker identifikasi yang mereka gunakan.

Dua kontainer koper milik para polisi Indonesia itu ada di sebelah koper-koper yang berisi senjata setelah bagasi itu dipindai oleh pasukan keamanan PBB, ujar Martinus.

Indonesia telah meningkatkan kontribusinya dalam upaya pemeliharaan perdamaian sejak 2006 setelah keterlibatan terbatas selama berpuluh tahun pada masa Suharto. ​[hd]