Penasihat Taipan Media Hong Kong: Apple Daily Akan Tutup dalam Beberapa Hari

Salinan Apple Daily edisi 1 Juli 2020 terlihat dengan judul halaman depan "Hukum Draconian efektif, satu negara dua sistem mati" di percetakan surat kabar di Hong Kong. (Foto: AP)

Surat kabar prodemokrasi Hong Kong Apple Daily akan dipaksa tutup “dalam hitungan hari” setelah pihak berwenang membekukan aset perusahaan itu berdasarkan UU keamanan nasional, kata Mark Simon, penasihat taipan media Hong Kong yang dipenjarakan Jimmy Lai kepada kantor berita Reuters, hari Senin (21/6).

Simon yang berbicara melalui telepon dari AS mengatakan, Next Digital, penerbit surat kabar populer di Hong Kong itu akan mengadakan pertemuan dewan direksi hari Senin untuk membahas langkah selanjutnya.

“Kami pikir kami akan mampu bertahan hingga akhir bulan,” kata Simon. “Ini semakin sulit. Pada dasarnya ini dalam hitungan hari.”

BACA JUGA: Polisi Hong Kong Gerebek Kantor Apple Daily yang Prodemokrasi

Pernyataannya itu mengisyaratkan penutupan semakin dekat, meskipun Apple Daily pada hari Minggu (20/6) menyatakan bahwa pembekuan aset-asetnya telah meninggalkan surat kabar tersebut dana tunai untuk operasi normal “selama beberapa pekan.”

Kabar ini muncul dua hari setelah permohonan pembebasan dengan jaminan pemimpin redaksi Ryan Law, 47, dan pemimpin eksekutif Cheng Kim-hung, 59, ditolak. Mereka sebelumnya didakwa berkolusi dengan negara asing.

Tiga eksekutif lainnya juga ditangkap Kamis pekan lalu sewaktu 500 polisi menggerebek kantor surat kabar itu. Penggerebekan tersebut menuai kecaman dari negara-negara Barat, berbagai organisasi HAM global dan juru bicara Sekjen PBB untuk urusan HAM.

Ketiga orang tersebut telah dibebaskan dengan jaminan.

Polisi mengawal Cheung Kim-hung, kanan, CEO dan Direktur Eksekutif Next Digital Ltd di markas Apple Daily di Hong Kong, Kamis, 17 Juni 2021. (Foto: AP/Kin Cheung)

Simon mengatakan kepada Reuters bahwa mustahil untuk melakukan kegiatan perbankan.

“Vendor berusaha memasukkan uang ke rekening kami dan ditolak. Kami tidak dapat melakukan kegiatan perbankan. Beberapa vendor berusaha melakukan itu untuk membantu. Kami hanya ingin mengetahuinya dan ditolak,” katanya.

Surat kabar itu semakin ditekan sejak pemiliknya sekaligus pengkritik keras Beijing, Jimmy Lai, yang kini dipenjarakan, ditangkap berdasarkan UU keamanan nasional Agustus lalu dan setelah itu sebagian asetnya dibekukan.

Tiga perusahaan yang terkait dengan Apple Daily juga dituntut karena berkolusi dengan negara asing dan pihak berwenang telah membekukan 2,3 juta dolar aset mereka. [uh/ka]