Pemilu legislatif di Venezuela hampir pasti akan membuat partai pimpinan Presiden Nicolas Maduro menguasai institusi independen utama terakhir di negara itu. Tetapi hasil pemilu itu tampaknya tidak akan terlalu memperbaiki citra Maduro di dalam dan luar negeri.
Maduro sebelumnya telah memiliki orang-orang yang setia padanya di pengadilan, militer, kejaksaan dan institusi-institusi lain. Ia berupaya menempatkan orang-orang loyal dari Partai Sosialis Bersatu Venezuela ke Majelis Nasional, dan para pengecam mengatakan upayanya itu didukung oleh sistem yang curang, untuk menguasai sisa-sisa demokrasi terakhir di negara itu.
Kelompok koalisi oposisi yang dipimpin politisi Juan Guaido yang didukung Amerika telah memboikot pemilu legislatif ini. Uni Eropa dan Amerika telah menyatakan bahwa pemilu itu palsu.
“Bagaimana kecurangan Maduro terjadi,” cuit Juan Guaido, menunjukkan gambar TPS yang kosong. “Gagal.”
Lo de este 2020 es un fraude que se evidencia en las calles y que contrasta con la lucha por elegir -como lo hicimos en 2015- (basta con ver las imágenes de un mismo centro de votación)Hoy nos quedamos en casa.#EstoNoEsUnaElección#CentrosDelFraudeVacíos pic.twitter.com/MSDGYfB3JN
— Juan Guaidó (@jguaido) December 6, 2020
Mahkamah Agung Venezuela tahun ini menunjuk sebuah komite pemilu yang baru, yang mencakup tiga anggota yang pernah dikenai sanksi oleh Amerika dan Kanada, tanpa partisipasi Kongres yang dipimpin kelompok oposisi – sebagaimana disyaratkan undang-undang. [em/jm]