Pemerintah Targetkan 30 Juta UMKM 'Go Digital' di 2023

Seorang pekerja menjahit celana jeans di sebuah pabrik kecil di kawasan industri Cakung di Jakarta, 5 Mei 2015. (Foto: REUTERS/Beawiharta)

Sebanyak 30 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ditargetkan bisa menjual produknya secara daring sehingga memiliki cakupan pasar yang lebih luas lagi daripada menjual secara luring

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Odo R.M. Manuhutu mengatakan pemerintah melalui “Gerakan Bangga Buatan Indonesia” menargetkan 30 juta usaha mikro-kecil-menengah (UMKM) bisa meningkatkan penjualan produk-produk buatan dalam negeri secara daring pada 2023.

Guna mewujudkan target tersebut, pemerintah menggandeng tiga perusahaan rintisan atau start up, yakni Mapan, Blibli dan Kaya.ID. dalam kampanye Maju Produk Indonesia.

“Dalam hal ini kita dukung apa yang dilakukan oleh Blibli, Mapan dan Kaya.ID dan kami percaya akan memberikan manfaat bagi semua UMKM di Indonesia. Ekosistem digital yang baik dan berpihak bagi UMKM merupakan hal yang penting mulai dari mitra jualan, produsen, hingga konsumen yang dapat menikmati produk yang berkualitas,” ungkap Odo dalam telekonferensi pers di Jakarta, Kamis (3/6).

Produk UMKM yang dijual di pusat perbelanjaan modern di Surabaya (Foto: VOA/ Petrus Riski)

Ia percaya dengan membuat sebuah ekosistem digital yang baik bagi UMKM, akan banyak masyarakat yang membeli dan memakai merk dari UMKM tersebut sehingga konsumen Indonesia bisa menjadi brand ambassador yuntuk produk-produk buatan anak bangsa.

“Bagaimana produk-produk yang diciptakan dari anak-anak bangsa ini dapat menguasai pasar dalam negeri dan kemudian ke depan adalah menguasai pasar luar negeri,” tuturnya.

Kolektivisme 3 Startup

CEO Mapan Hendra Tjanaka menjelaskan pihaknya sejauh ini telah bermitra dengan kurang lebih 250 ribu produsen yang khusus menjual produk-produk UMKM Indonesia. Menurutnya, sudah banyak mitra usaha mapan yang bisa berpenghasilan lebih dari Rp2,5 juta per bulan dari berjualan produk-produk Indonesia.

UMKM Bordir di Jawa Timur sedang melayani pemesanan perlengkapan seragam sekolah (Foto: VOA/Petrus Riski)

Sekitar 82 persen produk yang dijual di Mapan adalah produk-produk buatan Indonesia.

“Ini membuktikan bahwa sebenarnya demandnya ada, kalau kita bisa menciptakan ekosistem yang kuat buat produk-produk Indonesia. Konsumen tertarik, dan produknya memang berkualitas baik,” ujar Hendra.

Hendra yakin kerja sama dengan Blibli dan Kaya.ID akan menciptakan ekosistem digital yang baik bagi para UMKM untuk lebih berkembang lagi, dan bukan tidak mungkin akan bisa bersaing dengan produk-produk impor.

Dia memaparkan Blibli sebagai platform distribusi bisa memberikan layanan distribusi yang paling efisien untuk para produsen, sedangkan Kaya.ID bisa membantu UMKM yang membutuhkan bantuan untuk membesarkan merknya.

Executive Vice President (EVP) Blibli for Business Heriyadi Janwar mengatakan pihaknya tertarik untuk bergabung dalam kampanye ini karena ingin memajukan jutaan UMKM yang ada di Indonesia.

BACA JUGA: Jokowi Duga Ada Praktik Perdagangan Digital yang Matikan UMKM RI

Heriyadi mengatakan Blibli bisa memfasilitasi distribusi produk-produk UMKM ke seluruh pelosok di Tanah Air. Masalah utama bagi para produsen di Indonesia adalah ongkos kirim yang mahal.

“Jadi ketika Mapan bilang kita mau memperluas ke seluruh Indonesia, Blibli sudah menyiapkan back end, bahwa ok, UMKM dari Jakarta mau jualan ke Papua, misalnya, itu kita sudah siapkan semua tentu dengan mengefisienkan ongkos kirim,” ujar Heriyadi.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Kaya.ID Nita Kartikasari mengatakan perusahaannya selama ini fokus untuk membantu menciptakan branding-branding yang baik dari produk-produk UMKM tersebut agar bisa dikenal luas oleh masyarakat. Pasalnya, menjual secara daring belum menjamin kesuksesan.

“Untuk UMKM yang sudah ada di Mapan itu, nanti kita ke depan akan bantu untuk branding, marketing, training dan pendampingan sehingga nanti masyarakat pada saat memilih produk-produk di Mapan. Jadi, semuanya produk keren-keren, karena produknya sudah kita siapkan,” jelas Nita.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Odo R.M. Manuhutu, CEO Mapan Hendra Tjanaka, CEO Kaya.id Nita Kartikasari, Executive Vice President Blibli for Business Heriyadi Janwar saat d

Kredit UMKM

Pemerintah, ujar Odo, akan meluncurkan sebuah produk digital kredit khusus untuk UMKM pada Juli mendatang. Bekerja sama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) para UMKM ini bisa memperoleh pinjaman sekitar Rp20 juta-Rp25 juta hanya dalam waktu 15 menit tanpa tatap muka.

Ia berharap, dengan kredit ini bisa membuat masyarakat memperoleh modal dalam waktu yang singkat untuk mengembangkan usaha kecilnya.

“Targetnya adalah pada tahun lalu disediakan dana sekitar Rp4,2 triliun oleh Himbara, saat ini sudah terserap Rp3 triliun. Dan kita rencana akan meningkatnya sampai tiga kali lipat, tapi sampai saat ini masih pembahasan dengan teman-teman dari Himbara, dan Bank Indonesia (BI),” jelasnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Pemerintah Targetkan 30 Juta UMKM 'Go Digital' di 2023

Tambahnya, untuk lebih menarik minat masyarakat membeli produk-produk UMKM ini, pihaknya bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan memberikan potongan harga atau diskon serta gratis ongkos kirim. Tujuannya, ujar Odo, untuk menciptakan permintaan terhadap produk-produk dalam negeri.

“Yang penting adalah mengubah behaviour (perilaku) kita untuk lebih mengapresiasi produk dalam negeri. Kemudian, apresiasi itu harus ditunjukan dalam bentuk nyata, yaitu memakai dan mempromosikan,” paparnya.

Odo memaparkan setidaknya ada 3,7 juta UMKM yang sudah merambah dunia digital pada 2020, melampau target dua juta UMKM. Ia pun optimistis target enam juta UMKM akan bisa menjajakan produknya secara online pada tahun ini bisa tercapai dan lebih merata ke seluruh pelosok nusantara. [gi/ft]