Pasangan Pelaku Penembakan di Las Vegas Tiba di Los Angeles

Para agen FBI berjalan di atas atap di lokasi konser, tempat kejadian penembakan massal di Las Vegas, 3 Oktober 2017.

Teman perempuan pelaku penembakan massal di Las Vegas yang menewaskan 59 orang telah tiba di Los Angeles dari Filipina, kantor berita Reuters dan Associated Press melaporkan, Selasa (3/10).

Marilou Danley, warga negara Australia berusia 62 tahun, meninggalkan Manila Selasa petang dengan menaiki pesawat Philippine Airlines dengan nomor penerbangan PR 102, kata Juru Bicara Imigrasi Filipina, Antonette Mangrobang seperti dikutip Reuters.

Danley, yang diberitakan lahir di Filipina, tiba di Filipina pada 25 September dari Hong Kong atau seminggu sebelum Stephen Paddock membunuh 59 orang di sebuah festival musik country, kata Mangrabong menurut laporan Associated Press.

Foto Marilou Danly yang dirilis oleh Kepolisian Metropolitan Las Vegas. (Foto:Dok)

Namun, Reuters mengutip sumber imigrasi Filipina yang tidak mau diungkap identitasnya melaporkan bahwa Danly tiba di Manila pada 15 September, kemudian terbang ke Hong Kong pada 22 September dan kembali ke Manila pada 25 September. Ia tinggal di Manila sampai terbang ke Los Angeles Selasa Malam.

Pesawat yang membawa Danley tiba di Bandara Internasional Los Angeles sesuai jadwal pukul 7.30 petang waktu setempat, menurut situs pelacak penerbangan FlightAware.com. Setibanya di Los Angeles, Danley yang terbang tanpa pengawalan, bertemu dengan agen Biro Penyelidik Federal.

Reuters mengutip sumber-sumber di Amerika melaporkan bahwa Danley tidak ditahan, tapi FBI mengharapkan ia akan secara sukarela menjalani wawancara.

Stephen Paddock, pasangan Danley, yang bunuh diri sesaat sebelum polisi menyerbu kamar hotel di Las Vegas di mana ia melakukan penembakan, tidak meninggalkan petunjuk mengapa ia melakukan penembakan massal terhadap penonton konser musik.

Para penyelidik juga menyelidiki transfer dana 100.000 dolar oleh Paddock ke sebuah rekening di Filipina yang tampaknya ditujukan ke Danley, seorang pejabat senior Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan kepada Reuters, Selasa. [fw/as]