Militer AS Bantu Upaya Penyelamatan dan Bantuan untuk Korban Badai

Tentara Amerika bersiap memindahkan helikopter Blackhawk ke Galaxy Super C-5M, 11 September 2017. Helikopter tersebut merupakan satu dari 35 pesawat yang direlokasi untuk mendukung usaha bantuan bagi para korban Badai Irma. (Foto: dok).

Lebih dari 45 orang tewas dan jutaan lainnya bertahan tanpa listrik karena Badai Irma menyapu Karibia dan wilayah tenggara Amerika. Upaya bantuan kini bergerak cepat, dan militer Amerika ikut menjawab permintaan bantuan.

Lebih dari 30.000 personel militer dikerahkan ke Karibia dan negara-negara bagian Amerika di bagian tenggara, Florida, Georgia, South Carolina dan Alabama untuk membantu upaya penyelamatan dan pertolongan setelah Badai Irma menghantam wilayah itu.

Tentara angkatan darat dari North Carolina bergegas ke selatan dalam iring-iringan truk militer tahan air dan beroda tinggi yang dipenuhi dengan berbagai bahan pasokan.

Pasukan marinir juga diterbangkan ke Pulau St. Thomas dan Kepulauan Virgin yang merupakan wilayah protektorat Amerika.

Pasukan angkatan laut di kapal induk USS Abraham Lincoln bekerja keras untuk mengirimkan bahan pangan dan pasokan lainnya dengan helikopter ke kawasan Kepulauan Florida Keys.

Brigadir Jenderal Glenn Hagler, Wakil Direktur Operasi Biro Garda Nasional Amerika, mengatakan, “Apa yang kami ingin lakukan adalah mengubah keadaan yang abnormal sekarang menjadi normal secepat mungkin.”

Angkatan Darat dan Angkatan Udara telah mengerahkan sekitar 14.000 tentara untuk membantu upaya-upaya bantuan bagi korban Badai Harvey yang melanda Texas dengan hujan lebat beberapa minggu yang lalu.

Sekitar setengah dari personel militer Amerika yang kini melakukan upaya-upaya bantuan bagi para korban Badai Irma berasal dari pasukan Garda Nasional.

“Kami melakukan evakuasi medis dengan helikopter. Kami melakukan SAR dengan helikopter. Kami melakukan banyak pencarian dan penyelamatan di darat. Kami juga menyediakan berbagai hal yang sering dilupakan tapi sangat diperlukan, seperti transportasi , angkutan komoditas - dan itu berarti makanan, air, bahan bakar dan barang-barang lain yang diperlukan untuk menunjang kehidupan penduduk, karena toko dan pasar bahan pangan semuanya tutup,” imbuh Brigjen Glenn Hagler.

Panggilan untuk bantuan mengulurkan tangan guna membantu korban bencana alam semakin bertambah di dalam negeri, bahkan ketika militer Amerika masih terlibat dalam dua perang di luar negeri.

Brigadir Jenderal Glenn Hagler mengatakan kepada VOA bahwa tahun ini Angkatan Darat telah mendapat tambahan beban yang lebih besar, lebih dari keadaan normal. Namun, panggilan tugas saat ini masih jauh dari keadaan terburuk yang pernah dialaminya.

"Pengerahan personel kami ini kira-kira sepertiga dari puncak pengerahan personel untuk korban Badai Katrina dan Perang di Irak dan Afghanistan, ketika semua itu terjadi pada waktu yang bersamaan. Ini bukan hal yang biasa, tapi ini juga bukan titik tertinggi pengerahan pasukan,” jelasnya.

Tetapi seiring dengan semakin banyaknya badai yang muncul di Atlantik, personel militer dan mereka yang berada di wilayah rawan badai mengharapkan keadaan tenang yang bertahan lebih lama, bukan keadaan tenang sebelum terjadi badai lainnya. [lt/uh]