Milisi Irak Bertekad Balas Serangan Udara AS

Milisi Syiah Irak yang didukung Iran, Kataeb Hezbollah, melakukan parade di Baghdad (foto: dok).

Milisi yang didukung Iran hari Senin (30/12) mengancam akan melakukan serangan balasan untuk menanggapi serangan udara Amerika terhadap posisi-posisi mereka di Irak dan Suriah, yang menewaskan sedikitnya 25 orang.

Peringatan dari Kataeb Hezbollah itu disampaikan ketika pemerintah Irak menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan” atas kedaulatannya. Pemerintah Irak mengatakan setelah serangan udara hari Minggu (29/12) itu, mereka akan mempertimbangkan kembali hubungannya dengan pasukan Amerika.

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan serangan udara itu menunjukkan bahwa Amerika tidak akan mentolerir tindakan Iran yang membahayakan warga Amerika.

Serangan udara Amerika terhadap milisi Kataeb Hzbollah yang didukung Iran itu merupakan tanggapan terhadap serangan roket hari Jumat (27/12) atas pangkalan militer Irak di bagian utara negara itu, yang menewaskan seorang kontraktor pertahanan Amerika.

Menteri Pertahanan Amerika Mark Esper mengukuhkan serangan udara itu dalam pernyataannya kepada wartawan Minggu malam. Ia mengatakan beberapa pesawat jet tempur Amerika menghantam tiga sasaran Kataeb Hezbollah di bagian barat Irak dan dua lainnya di bagian timur Suriah.

Esper mengidentifikasi ketiga sasaran itu sebagai gudang penyimpanan senjata, dan fasilitas kendali dan komando.

Menteri Luar Negeri Iran hari Senin mengutuk serangan udara Amerika itu sebagai pelanggaran kedaulatan Iran dan setara dengan tindakan terorisme.

Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan serangan udara Amerika terhadap Irak dan Suriah tidak dapat diterima dan kontra-produktif.

Kataeb Hezbollah merupakan bagian dari operasi milisi yang didukung Iran, yang di Irak dikenal sebagai Pasukan Mobilisasi Rakyat. (em/ii)