Korban Khmer Merah Padati Pengadilan di Kamboja

Pengadilan Khmer Merah yang didukung oleh PBB di Phnom Penh, Kamboja (foto: dok).

Para korban yang selamat dari rejim Khmer Merah Kamboja memadati ruang pengadilan di Phnom Penh pada hari Rabu (16/10).
Para korban yang selamat dari rejim Khmer Merah Kamboja memadati ruang pengadilan di Phnom Penh pada hari Rabu (16/10), untuk mendengar pernyataan penutup dalam sidang perkara pengadilan kelompok mantan pemimpin paling senior Khmer Merah yang masih hidup.

Nuon Chea dan Khieu Samphan menghadapi dakwaan-dakwaan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena peran mereka dalam pemerintahan komunis Khmer Merah tahun 1970an, yang dipersalahkan atas kematian sedikitnya dua juta warga Kamboja.

Pich Ang – seorang pengacara untuk para penggugat yang terdiri dari warga sipil itu – dalam pengadilan itu mengatakan, klien-kliennya kini mengupayakan pembangunan sebuah monumen di Phnom Penh dan Paris, serta satu hari libur nasional di Kamboja.

Lebih dari 3.800 korban telah diterima sebagai penggugat yang terdiri dari warga sipil dalam kasus nomor 002 terhadap beberapa mantan pemimpin berusia lanjut itu. Dalam kasus nomor 001 pengadilan menjatuhkan vonis bagi sipir penjara Kaing Kek Eav – yang juga dikenal sebagai Duch.

Tiga puluh korban terpilih memberi kesaksian dalam kasus terbaru itu, yang meliputi kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Khmer Merah semasa evakuasi di Phnom Penh bulan April 1975.

Pembacaan pernyataan penutup itu diperkirakan akan berlangsung hingga akhir bulan ini. Vonis diperkirakan akan dijatuhkan pada paruh pertama tahun depan.