Jam Malam Pertama Berlaku di Sidi Bouzid, Tunisia

Kerusakan di dalam sebuah gedung pengadilan di Sidi Bouzid, Jumat (28/10).

Pemerintah setempat memberlakukan jam malam di Sidi Bouzid di hari Jumat, setelah para demonstran turun ke jalan-jalan untuk kedua harinya

Warga Tunisia di kota yang menjadi tempat kelahiran pergolakan Arab Spring, pada hari Sabtu selesai menjalani malam pertama setelah larangan keluar rumah yang baru diberlakukan.

Para pejabat mengumumkan pemberlakuan jam malam di Sidi Bouzid di hari Jumat, setelah para demonstran turun ke jalan-jalan untuk kedua harinya guna menunjukkan ketidakpuasan mereka atas hasil pemilihan bebas pertama di negara itu.

Protes dimulai setelah para pejabat pemilu menyatakan membatalkan perolehan kursi-kursi yang dimenangkan partai Popular List, dengan alasan pelanggaran kampanye pemilu.

Pada hari Jumat, ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di Sidi Bouzid.

Pihak berwenang menyatakan beberapa bangunan rusak, termasuk kantor pusat partai Islamis Ennahdha, partai yang meraih kursi terbanyak dalam pemilu hari Minggu lalu.

Pemimpin Ennahdha Rachid Ghannouchi menyerukan ketenangan dan mengatakan partainya akan berusaha membentuk pemerintah baru dengan persahabatan dan persaudaraan.

Para pejabat pemilu mengumumkan hasil akhir pemilu pada hari Kamis. Ennahdha meraih lebih dari 41 persen suara dan mendominasi majelis konstituante.