Indonesia Harus Kelola Pangan dengan Baik

  • Iris Gera

Para pembeli membeli makanan untuk buka puasa di daerah Benhill Jakarta (30/6). Bahan kebutuhan pokok cenderung meningkat pada periode Ramadhan - Idul Fitri.

Sehubungan dengan kenaikan harga berbagai komoditas pangan pada bulan Ramadhan hingga Idul Fitri, pemerintah diimbau untuk mampu mengelola pangan dengan baik.

Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Natsir Mansyur, Indonesia butuh menteri yang mampu mengelola pangan dengan baik.

Sementara menurut Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, pemerintah akan terus berupaya mengendalikan harga agar tidak menyulitkan masyarakat dan tidak berpengaruh negatif terhadap inflasi.

Masyarakat mulai mengeluh akibat kenaikan harga berbagai komoditas saat ini bahkan harga beberapa komoditas naik signifikan. Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia, Natsir Mansyur di Jakarta, Jumat, selama pemerintah memudahkan impor, produk lokal akan sulit bersaing termasuk produk holtikultura. Kondisi tersebut membuat harga berbagai komoditas pangan penuh ketidakpastian karena maraknya para spekulan memainkan harga. Hal itu diingatkannya sangat menyulitkan masyarakat sebagai konsumen, terutama saat hari-hari besar karena harga-harga dipastikan naik signifikan sebab spekulan mengambil untung secara besar-besaran menjelang hari-hari besar.

Untuk itu diingatkannya Indonesia perlu manajemen pangan yang baik dan tepat agar impor produk pangan tidak terus membanjiri pasar Indonesia. Institusi yang paling berwenang melakukan upaya tersebut menurutnya adalah kementerian perdagangan.

“Impornya 65 persen pangan kita, nah kalau impor pangan kita 65 persen kita tidak bisa berbuat lebih banyak lagi karena tida seimbang antara suplai dan demand, terjadi bentuk spekulatif, oleh karena itu menteri perdagangan harus memanage pangan kita, mulai pada produksi, perdagangan, distribusi dan logistiknya, kementerian perdagangan tidak pernah belajar daripada apa yang terjadi setiap tahun, persoalan gula, persoalan apa gitu, jadi kebijakannya selalu spekulatif oleh kementerin perdagangan, kebijakannya sesaat, toh harga tetap naik, nah ini yang perlu kita atur bagaimana produksi, perdagangan, distribusi dan logistiknya, itulah namanya manajemen pangan,” kata Natsir Mansyur.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengakui pemerintah sulit mengatasi stok pangan karena produk holtikultura sangat bergantung pada cuaca. Namun ditegaskan Menteri Muhammad Lutfi pemerintah akan terus berupaya menjaga harga pangan tetap stabil terutama menjelang hari-hari besar termasuk Hari Raya Idul Fitri.

“Jadi tentang holtikultura ini karena memang sifatnya sementara, yang gampang hilang, menyebabkan terjadinya naik turun daripada harga-harga tersebut kami menjaga untuk tidak terjadi roller coaster, harganya naik turun- naik turun yang menganggu inflasi,” kata Menteri Muhammad Lutfi.

Akhir-akhir ini pemerintah intensif melakukan pertemuan membicarakan perkembangan harga komoditas pangan. Bahkan dalam rapat terbatas tentang pangan di Istana Negara beberapa waktu lalu, Presiden Yudhoyono meminta para menteri memprioritaskan penanganan harga-harga pokok agar tetap stabil.

Sebelumnya pemerintah optimistis harga tetap terkendali dan pemerintah akan siap melakukan operasi pasar jika harga-harga terus meningkat atau terjadi kelangkaan beberapa komoditas. Namun pada kenyataannya kenaikan harga tidak dapat dikendalikan seperti harga daging sapi semula sekitar Rp 75 ribu per kilogram, saat ini menjadi sekitar Rp 110 ribu per kilogram.

Sementara harga ayam potong semula Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilo gram. Harga bawang merah semula Rp 15 ribu, naik menjadi Rp 25 ribu per kilo gram.