Bebas dari Penjara Mesir, Wartawan Australia Ingin Terus Bekerja

Wartawan Australia Peter Greste dipeluk orangtuanya Lois dan Juris saat tiba di Brisbane, Australia (5/2). (AP/Tertius Pickard)

Peter Greste dan dua koleganya ditangkap Desember 2013 atas tuduhan membantu kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin dan menyebarkan berita palsu.

Wartawan Australia Peter Greste mengatakan ia ingin tetap bekerja sebagai wartawan berita asing, walaupun setelah meringkuk 400 hari dalam penjara Mesir atas tuduhan menyiarkan “berita palsu.”

Wartawan Al Jazeera tersebut, yang dideportasi dari Mesir sebelumnya pekan ini, tersenyum lebar ketika berbicara dalam jumpa pers Kamis (5/2) di samping orangtuanya di kota asalnya Brisbane.

Greste juga berbicara mengenai perasaan beratnya meninggalkan rekan-rekannya, Mohamed Fahmy warga Mesir keturunan Kanada dan warga Mesir Baher Mohamad, yang masih dalam penjara.

Para wartawan tersebut ditangkap Desember 2013 atas tuduhan membantu kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin dan menyebarkan berita palsu, walaupun jaksa tidak memberi bukti tuduhan mereka.

Greste mengatakan waktunya dalam tahanan sangat berat dari segi fisik maupun mental. Tetapi ia menambahkan bahwa kesehatannya sangat baik dan bahwa ia dan rekannya tidak disiksa dalam penjara.