Bandara Lombok Ditutup Kembali Akibat Erupsi Gunung Agung

Seorang petani melihat ke arah Gunung Agung, yang menyemburkan asap dan abu, dekat Amed, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia, 30 November 2017.

Bandara Lombok Praya di Lombok, ditutup kembali sejak hari ini, Kamis (30/11), mulai pukul 10:30 WITA, karena sebaran abu vulkanis dari erupsi Gunung Agung mengganggu jalur penerbangan dari dan menuju Lombok, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia mengatakan dalam siaran pers, Kamis.

Dalam Notice to Airmen (NOTAM) yang diterbitkan oleh AirNav Indonesia, Bandara Lombok Praya akan ditutup hingga pukul 24:00 WITA.

"Berdasarkan koordinasi dengan BMKG dan PVMBG, serta pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC), debu vulkanis Gunung Agung kembali mengganggu jalur penerbangan di ruang udara sekitar Lombok," kata Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, melalui keterangan resmi, Kamis. "Alasannya cuma satu, penutupan ini demi keselamatan penerbangan," ujar Wisnu.

Bandara Lombok Praya sempat ditutup pada Senin (27/11) karena debu vulkanis dari erupsi Gunung Agung menggangu keselamatan penerbangan, dan dibuka kembali di hari yang sama.

Sejak penerbitan NOTAM penutupan Bandara Lombok, setidaknya delapan penerbangan dari Denpasar menuju Lombok dibatalkan dan 6 penerbangan dari Lombok ke Denpasar, dibatalkan, menurut keterangan Wisnu.

Penerbang dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, mulai berangsur normal sejak dibuka kembali pada Rabu (29/11) sore.

Sebanyak 399 pergerakan pesawat datang dan pergi, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional, sudah dijadwalkan di Bandara Ngurah Rai untuk hari ini, Kamis, kata Wisnu.

AirNav juga sudah menyiapkan sedikitnya sembilan bandara sebagai alternatif pengalihan (diversion). Kesembilan bandara tersebut adalah Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Kupang dan Banyuwangi. [fw/au]