Antisipasi Corona, Tolitoli Tutup Akses Darat dan Laut Selama 14 Hari

  • Yoanes Litha

Suasana penyemprotan cairan disinfektan di desa Maliwuko, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, 30 Maret 2020. (Foto: Simon Lapangoyu/pribadi)

Pemerintah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah memberlakukan pembatasan penerbangan dan penutupan akses darat dan laut ke wilayah itu. Pembatasan itu mulai berlaku Senin, 30 Maret 2020 hingga 14 hari ke depan. Kebijakan itu bertujuan mencegah penyebaran wabah virus corona ke wilayah itu.

Bupati Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah Mohammad Saleh Bantilan kepada VOA menjelaskan penutupan jalur masuk melalui darat dan laut ke wilayah itu bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona.

Melalui kebijakan itu diharapkan tidak akan ada kasus positif corona di Tolitoli yang berpenduduk lebih dari 259 ribu jiwa itu. Dia menekankan kebijakan itu bukan lockdownatau karantina wilayah.

BACA JUGA: Sulteng Lakukan Pembatasan Perlintasan Barang dan Penumpang

“Alasannya saya hanya melindungi masyarakat saya. Jangan sampai, karena virus ini datang melalui orang. Bukan lewat angin. Kita di Tolitoli ini semua negatif, belum ada yang positif, sehingga saya berani ambil tindakan tutup semua pintu masuk dari kota-kota lain,” tegas Saleh Bantilan, yang dihubungi dari Palu, Minggu (29/3).

Penutupan akses masuk ke Tolitoli itu berlaku selama 14 hari ke depan atau hingga 12 April 2020. Namun pemda tetap mengizinkan beroperasinya kapal pengangkut barang, mobil ambulans, mobil angkutan bahan bakar dan gas, serta mobil pengangkut sembilan bahan pokok.

Seorang anggota kepolisian menyemprotkan disinfektan di sebuah sekolah di Palu, Sulawesi Tengah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19, 20 Maret 2020. (Foto: Muhammad Rifki/AFP)

Penerbangan di bandara Sultan Bantilan Tolitoli dibatasi hanya dua hari sekali. Seluruhnya akan menjalani pemeriksaan secara ketat dan menyeluruh.

“Kita takut jangan ada yang tertular kemudian mau ambil dia punya sampel itu untuk dibawa ke Jakarta, tapi orang yang masuk itu –melalui penerbangan udara- kita karantina dia selama 14 hari. Tidak boleh keluar,” ujarnya.

BACA JUGA: Polda Sulteng: Kepekaan Masyarakat Terhadap Ancaman Corona Rendah

Penutupan akses melalui jalur darat diberlakukan di pos lintas batas antar daerah yang ada di Kecamatan Tolitoli Utara, di Kecamatan Basidondo dan Kecamatan Dampal Selatan. Tolitoli berbatasan dengan Kabupaten Buol dan Parigi Moutong.

Penyemprotan Disinfektan

Di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, upaya mencegah penyebaran virus corona juga dilakukan di desa-desa. Pemerintah desa berinisiatif melakukan penyemprotan disinfektan di rumah-rumah penduduk.

Simon Lapangoyu, Kepala Desa Maliwuko, Kecamatan Lage kepada VOA mengatakan pihaknya berencana melakukan penyemprotan di 287 rumah penduduk, sejumlah rumah ibadah, sekolah dan gedung perkantoran, pada Senin, 30 Maret 2020. Kegiatan itu melibatkan puluhan relawan, termasuk personel TNI POLRI.

Updata data Pusdatina Sulawesi Tengah per 30 Maret 2020.

Simon mengatakan penyemprotan itu penting mengingat Desa Maliwuko terletak di ruas jalan trans Sulawesi.

“Kita tahu bersama bahwa Palu dan Makassar sudah terkontaminasi, sudah ada yang positif, jadi kami berharap desa Maliwuko bisa terlindungi lewat tindakan-tindakan nyata seperti penyemprotan ini,” kata Simon.

Your browser doesn’t support HTML5

Antisipasi Corona, Tolitoli Tutup Akses Darat dan Laut Selama 14 Hari

Simon menambahkan upaya pencegahan lainnya adalah dengan mewajibkan setiap warga desa yang baru kembali dari Kota Palu atau daerah terpapar virus corona untuk mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari.

Pusat Data Informasi Bencana (Pusdatina) COVID-19 Provinsi Sulawesi Tengah per 30 Maret 2020 menyebutkan ada dua kasus positif corona di wilayah itu . Kedua pasien itu kini masih dalam perawatan di rumah sakit. Pusdatina Sulteng juga melaporkan, seorang warga yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia pada hari itu. [yl/ab]