Tautan-tautan Akses

Zelenskyy: Rusia Duduki 20% Wilayah Ukraina


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kanan, memberikan penghargaan kepada seorang prajurit saat ia mengunjungi wilayah Kharkiv yang dilanda perang. (Foto: via AP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kanan, memberikan penghargaan kepada seorang prajurit saat ia mengunjungi wilayah Kharkiv yang dilanda perang. (Foto: via AP)

Presiden Ukrainia Volodymyr Zelenskyy Kamis (2/6) mengatakan kepada parlemen Luksemburg bahwa pasukan Rusia menduduki sekitar 20% wilayah Ukraina sementara perang mendekati hari ke-100 hari Jumat ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (2/6) mengatakan bahwa pasukan Rusia menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina, dengan garis depan dalam konflik itu membentang sejauh lebih dari 1.000 km.

"Bayangkan! Pertempuran terus menerus terjadi di sepanjang garis depan lebih dari seribu kilometer,” kata Zelenskyy kepada parlemen Luksemburg dalam pidato virtual hari Kamis.

Ia mengatakan, wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Moskow sama luasnya dengan keseluruhan wilayah Belanda. Zelenskyy tidak mengatakan berapa banyak wilayah yang telah direbut Rusia sejak awal invasinya 24 Februari. Moskow merebut Semenanjung Krimea Ukraina tahun 2014 dan separatis yang didukung Rusia juga merebut bagian- bagian wilayah Donbas timur, yang kini menjadi tempat pertempuran paling sengit, sebelum Rusia menyerang Ukraina.

'Serangan Kilat' Rusia terhadap Ukraina yang Akhirnya Berlarut-larut
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:51 0:00

Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali 20 kota kecil dan desa di wilayah Kherson di bagian selatan negara itu. Sementara itu, pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka ke Sievierodonetsk, kota besar terakhir yang dikuasai oleh Ukraina di wilayah Luhansk di bagian timur negara itu.

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan Rusia menguasai sekitar 70% kota saat pertempuran jalanan berlangsung. Kementerian pertahanan Inggris mengatakan, Rusia telah menguasai sebagian besar kota.

Zelenskyy mengatakan bahwa meskipun negaranya berterima kasih atas semua bantuan yang telah diterimanya, negara-negara sekutu perlu meningkatkan pasokan senjata untuk Ukraina.

Pernyataan pemimpin Ukraina itu dilontarkan sehari setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan AS memberi Ukraina paket “sistem roket yang lebih canggih dan amunisi” senilai $700 juta sementara invasi Rusia memasuki bulan keempat. Para pejabat Gedung Putih menyatakan Ukraina telah berjanji tidak akan menembakkan roket-roket itu ke wilayah Rusia.

“Paket baru ini akan mempersenjatai mereka dengan kemampuan baru dan persenjataan canggih, termasuk HIMARS dengan amunisi medan tempur, untuk mempertahankan wilayah mereka dari gerak maju Rusia,” kata Biden dalam sebuah pernyataan hari Rabu. “Kami akan terus memimpin dunia dalam memberikan bantuan bersejarah ini untuk mendukung perjuangan Ukraina mendapatkan kebebasan.” HIMARS adalah singkatan dari High Mobility Artillery Rocket System, Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi.

Para pejabat pemerintah mengatakan paket senjata baru ini “disesuaikan dengan kebutuhan” tahap konflik yang sekarang, yang berlangsung di bagian timur Ukraina.

Hotel 'Ukraina' di pusat Chernihiv, Ukraina, hancur akibat serangan udara Rusia, 12 Maret 2022. (REUTERS/Oleh Holovatenko)
Hotel 'Ukraina' di pusat Chernihiv, Ukraina, hancur akibat serangan udara Rusia, 12 Maret 2022. (REUTERS/Oleh Holovatenko)

Wakil Menteri Pertahanan AS bidang Kebijakan Colin Kahl pada Rabu (1/6) mengatakan AS mengirimkan empat sistem roket baru, dan akan perlu waktu sekitar tiga pekan untuk melatih pasukan Ukraina untuk menggunakannya. Ia menolak mengatakan di mana pelatihan akan berlangsung tetapi ia menyatakan bahwa sistem itu sekarang berada di benua Eropa.

“Apa yang dapat dilakukan HIMARS adalah mendapatkan jarak tembak lebih besar” terhadap target berjarak lebih dari 70 km, ujarnya. “Sekarang ini, howitzer yang kami berikan kepada mereka memiliki jarak tembak sekitar 30 km. HIMARS berjarak tembak lebih dari dua kali lipat itu, yang akan memungkinkan mereka, dengan sistem yang lebih sedikit, memiliki jarak tembak lebih besar. Dan hal lain yang membedakannya adalah ketepatannya yang luar biasa,” kata Kahl.

Sementara itu, berbicara di Washington di samping Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan tidak jelas bagaimana atau kapan konflik itu akan berakhir, tetapi NATO ingin melihat Ukraina dalam posisi kuat sewaktu pembicaraan perdamaian berlangsung. Blinken mengatakan Rusia punya kemampuan untuk memperlambat atau menghentikan konflik.

Biden menulis di kolom opini The New York Times yang diterbitkan Selasa malam (31/5) bahwa AS tidak ingin berperang dengan Rusia.

“Betapapun tidak sependapatnya saya dengan Putin, dan menganggap tindakannya suatu kekejaman, AS tidak akan berusaha menyingkirkannya di Moskow,” kata Biden. “Selama AS dan sekutu-sekutu kami tidak diserang, kami tidak akan terlibat langsung dalam konflik ini, baik dengan mengirim pasukan Amerika untuk berperang di Ukraina atau dengan menyerang pasukan Rusia. Kami tidak akan mendorong atau membuat Ukraina mampu menyerang di luar perbatasannya.”

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan bahwa pasokan peluncur roket untuk Ukraina meningkatkan risiko meluasnya konflik, dan menyebut desakan Ukraina mendapatkan senjata dari sekutu-sekutu Baratnya sebagai “provokasi langsung yang dimaksudkan untuk menarik Barat ke dalam pertempuran.” [uh/lt]

XS
SM
MD
LG