Tautan-tautan Akses

Warga Pashtun Tolak Kubur Korban Pembajakan Bis


Warga berunjuk rasa sambil mengikuti ambulan yang mengangkut jenazah korban pembajakan dua bis di Quetta, Pakistan (30/5).
Warga berunjuk rasa sambil mengikuti ambulan yang mengangkut jenazah korban pembajakan dua bis di Quetta, Pakistan (30/5).

Para demonstran menempatkan 16 peti mayat berisi jenazah para korban di depan rumah gubernur di kota Quetta, ibukota propinsi Baluchistan, dimana insiden pembajakan itu terjadi Jumat malam (29/5).

Ratusan warga Pashtun-Pakistan hari Sabtu (30/5) melakukan protes setelah terjadinya insiden pembajakan bis yang menewaskan 19 orang, dengan mengatakan mereka menolak menguburkan korban tewas hingga pemerintah menjamin keselamatan mereka.

Para demonstran menempatkan 16 peti mayat berisi jenazah para korban di depan rumah gubernur di kota Quetta, ibukota propinsi Baluchistan, dimana insiden pembajakan itu terjadi Jumat malam (29/5).

Pemimpin lokal warga Pashtun-Pakistan Allah Dad mengatakan kepada Associated Press, mereka yang selamat mengatakan kepadanya bahwa para pembajar memisahkan penumpang etnis Pashtun dan memaksa mereka berbaris, sementara warga etnis Baluch dibiarkan lari. Kemudian para pembajak menembaki barisan warga Pashtun itu, menewaskan sedikitnya 19 orang. Enam lainnya diselamatkan kemudian, seorang diantaranya kritis.

“Apa kesalahan para penumpang etnis Pashtun yang dibunuh dalam serangan itu?,” tanya Dad. “Kami ingin ada jaminan dari pemerintah bahwa para penyerang itu akan ditangkap dan dihukum,” tambahnya.

Stasiun televisi swasta Pakistan Geo TV menyiarkan wawancara dengan seorang laki-laki yang diidentifikasi sebagai korban yang selamat, yang mengatakan kelompok laki-laki bersenjata yang menyerang kedua bis itu mengenakan seragam keamanan.

Ditambahkannya kelompok bersenjata itu kemudian memisah-misahkan para penumpang berdasarkan etnisnya, memerintahkan warga Pashtun untuk berbaris, sementara warga Baluch dibebaskan. “Setelah memeriksa kartu identitas seluruh penumpang, kelompok bersenjata itu memerintahkan penumpang etnis Pashtun untuk berbaris dan kemudian menembaki mereka,” ujar korban yang identitasnya dirahasiakan itu.

Para demonstran kemudian membubarkan diri secara damai setelah bertemu pejabat propinsi tersebut. Pasukan paramiliter Pakistan “Frontier Corps” hari Sabtu mengatakan 200 tentara dikirim dalam operasi untuk menemukan kelompok bersenjata tersebut. Belum ada pihak mengaku bertanggungjawab terhadap serangan itu.

Recommended

XS
SM
MD
LG