Tautan-tautan Akses

Warga Afghanistan Hadapi Darurat Kelaparan Menjelang Musim Dingin


Warga Afghanistan yang selamat dari longsoran salju membawa makanan untuk orang lain di Desa Abdullah Khil di Distrik Dara, Provinsi Panjshir, 1 Maret 2015. (Foto: REUTERS/Omar Sobhani)
Warga Afghanistan yang selamat dari longsoran salju membawa makanan untuk orang lain di Desa Abdullah Khil di Distrik Dara, Provinsi Panjshir, 1 Maret 2015. (Foto: REUTERS/Omar Sobhani)

Program Pangan Dunia (WFP) secara mendesak meminta $200 juta untuk membeli dan menyiapkan makanan untuk jutaan orang Afghanistan sebelum salju musim dingin memutus jalan untuk mencapai mereka.

Suhu musim panas yang mencapai lebih dari 30 derajat Celcius menutupi kesulitan yang terbentang di depan bagi orang-orang Afghanistan selama musim dingin yang sangat dingin yang akan segera menimpa mereka.

Musim panas adalah waktu ketika Program Pangan Dunia (WFP) menempatkan persediaan makanan di gudang-gudang dan komunitas-komunitas di seluruh Afghanistan. Makanan kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan sebelum akses ke mereka terputus oleh salju musim dingin yang brutal.

Seluruh Kota Kabul yang tertutup salju, 21 Januari 2020. (Foto: UNAMA)
Seluruh Kota Kabul yang tertutup salju, 21 Januari 2020. (Foto: UNAMA)

Wakil direktur regional WFP Anthea Webb memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan musim dingin ini jika tidak ada dukungan internasional untuk operasi darurat.

“Dengan tingkat pendanaan yang ketat dan kebutuhan yang meningkat, kami berisiko kehabisan pasokan inti kami—tepung terigu—pada bulan Oktober. Kami hanya memiliki beberapa minggu tersisa untuk memperoleh dana yang diperlukan dari donor untuk menyediakan makanan sebelum jalan-jalan pegunungan terhalang salju. Penundaan lebih lanjut dalam persiapan kami bisa mematikan bagi rakyat Afghanistan," paparnya.

Begitu salju turun, kata Webb, maka sudah terlambat untuk membantu komunitas-komunitas yang akan sepenuhnya terputus dari bantuan luar.

Perempuan Afghanistan berbaris untuk menerima bantuan bantuan musim dingin yang disumbangkan oleh Program Pangan Dunia (WFP) di sebuah kamp pengungsi di Kabul 13 Januari 2015. (Foto: REUTERS/Omar Sobhani)
Perempuan Afghanistan berbaris untuk menerima bantuan bantuan musim dingin yang disumbangkan oleh Program Pangan Dunia (WFP) di sebuah kamp pengungsi di Kabul 13 Januari 2015. (Foto: REUTERS/Omar Sobhani)

Krisis kelaparan ini muncul di atas krisis kemanusiaan dan hak asasi manusia yang lebih luas yang dipicu oleh penarikan pasukan AS dan NATO dan perebutan kendali negara oleh Taliban.

PBB melaporkan sekitar 18 juta warga Afghanistan bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup. Pengiriman bantuan ke negara itu selama periode yang bergejolak ini menjadi semakin sulit karena pesawat komersial tidak dapat mendarat di bandara Kabul.

Webb mengakui tantangan tahun ini lebih kompleks. Dia mengatakan kekeringan parah, konflik, dan dampak COVID-19 mengakibatkan semakin sulitnya membuat persiapan paling mendasar sekalipun untuk musim dingin.

“Kami tahu bagaimana mencegah darurat kelaparan meskipun ada tantangan saat ini. Selama minggu terakhir yang penuh gejolak, WFP menjangkau 80.000 orang di seluruh Afghanistan terlepas dari berbagai kesulitan yang dihadapinya. Jumlah itu di luar lebih dari lima juta orang yang telah kami bantu sejak awal tahun," katanya.

Webb mencatat WFP telah bekerja di Afghanistan sejak 1963 termasuk di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya. Dia mengatakan WFP telah mampu membawa 600 ton makanan dan 16 truk lagi ke Afghanistan pada minggu ini saja. Dia menambahkan lembaganya siap untuk meningkatkan bantuan dan memastikan keluarga-keluarga di sana memiliki apa yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup pada musim dingin yang keras jika menerima dana yang diperlukan. [lt/ka]

XS
SM
MD
LG