Tautan-tautan Akses

Vietnam Harapkan Kesepakatan Dagang dengan UE Marakkan Ekonominya


ARSIP - Para pedagang duduk di luar sebuah kios yang menjual pakaian di Hanoi pada foto yang diambil tanggal 3 Oktober 2014 (foto: Reuters/Kham)
ARSIP - Para pedagang duduk di luar sebuah kios yang menjual pakaian di Hanoi pada foto yang diambil tanggal 3 Oktober 2014 (foto: Reuters/Kham)

Suatu perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa yang diperkirakan diratifikasi tahun ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Vietnam yang bergantung pada ekspor, tanpa bantuan dari pasar AS, kata para analis.

Perjanjian Perdagangan Bebas Uni Eropa-Vietnam yang ditandatangani tahun 2015 seharusnya mempercepat pertumbuhan ekonomi tahunan setengah persen menjadi tujuh persen lebih pada tahun 2019, demikian data dari biro konsultan bisnis Dezan Shira & Associates.

Anggota-anggota Uni Eropa Jerman, Belanda dan Inggris telah menyerap sembilan persen ekspor dari Vietnam. Ada 28 negara bergabung dalam blok ini. Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam Selasa lalu menyatakan kedua pihak telah menuntaskan evaluasi hukum perjanjian itu, sebut situs berita Partai Komunis Vietnam Nhan Dan Online.

Kesepakatan yang ditandatangani para perunding pada Desember 2015 itu harus diloloskan oleh Parlemen Eropa serta parlemen Vietnam.

“Perjanjian ini akan memberi Vietnam akses yang lebih baik ke pasar Eropa, bukan hanya untuk garmen dan alas kaki, tetapi juga untuk makanan laut dan produk pertanian olahan lainnya,” Adam McCarty, kepala ekonom di Mekong Economics di ibukota, Hanoi. Secara umum, ujarnya, perjanjian itu akan membawa kebaikan.

Vietnam mengandalkan Uni Eropa, pasar dengan penduduk sekitar 500 juta orang, sebagai mitra dagang ke-3 setelah China dan Amerika Serikat. Perdagangan mereka total mencapai sekitar 50,4 miliar dolar tahun lalu. [uh]

XS
SM
MD
LG