Uni Eropa mengupayakan pembelian bersama gas alam, kata sejumlah pejabat pada Selasa (22/3). Blok 27 negara itu mengakui ketergantungan energi pada Rusia dan berjuang menentukan beragam sanksi yang tepat untuk menghukum Kremlin atas invasinya ke Ukraina. Itu dikarenakan blok kawasan tersebut masih sangat membutuhkan bahan bakar fosil Rusia.
Tingkat penyimpanan gas yang rendah "membawa kita pada kesulitan besar pada Januari lalu yang mengakibatkan saling rebut gas tambahan untuk konsumsi Eropa," kata Wakil Presiden Komisi Uni Eropa Maros Sefcovic.
Dengan harga energi yang tinggi dan pasokan yang rendah, Uni Eropa memandang krisis terakhirnya, pandemi COVID-19, sebagai contoh yang baik. Negara-negara anggota bergabung dalam pembelian vaksin virus corona dalam jumlah besar untuk pendistribusian yang adil.
Sefcovic mengatakan "perlunya mengambil pelajaran yang baik dari upaya menangani pengadaan vaksin itu. Menurut saya juga ada dukungan untuk pembelian gas bersama di antara negara-negara anggota."
Dia menambahkan "Saya berharap ini akan menjadi pendekatan yang juga harus didukung oleh para kepala negara dan pemerintahan," dalam pertemuan puncak dua hari mulai Kamis.
Draf kesimpulan KTT yang diperoleh Associated Press termasuk "dalam mempertimbangkan musim dingin mendatang, negara-negara anggota dan Komisi akan segera bekerja sama dalam pembelian bersama gas, LNG dan hidrogen." Rincian kesepakatan berkaitan hal tersebut masih perlu diselesaikan.
Mereka akan memiliki kekuatan yang cukup untuk mendapatkan kesepakatan yang baik, kata Sefcovic lebih jauh.
Pada prinsipnya para pemimpin Uni Eropa telah sepakat dalam pertemuan puncak 11 Maret 2022 untuk menghapus ketergantungan atas impor gas, minyak, dan batu bara Rusia pada tahun 2027.
Uni Eropa mengimpor 90 persen gas alam yang digunakan untuk menghasilkan listrik, memanaskan ruangan, dan memasok energi bagi industri, di mana Rusia memasok hampir 40 persen gas dan seperempat minyak yang dibutuhkan oleh Uni Eropa. [mg/lt]
