Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Perkuat Dukungan Bagi Perjanjian Nuklir dengan Iran


Perwakilan Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell memberikan konferensi pers terkait pembicaraan darurat para menteri luar negeri Uni Eropa tentang Iran di Gedung Europa di Brussels, 10 Januari 2020. (Foto: AFP)
Perwakilan Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell memberikan konferensi pers terkait pembicaraan darurat para menteri luar negeri Uni Eropa tentang Iran di Gedung Europa di Brussels, 10 Januari 2020. (Foto: AFP)

Menteri-menteri Luar Negeri Uni Eropa, Jumat (10/1), menyerukan diadakannya de-eskalasi aksi kekerasan yang terus meningkat di Timur Tengah dan Libya, dan mengatakan, kawasan itu tidak sanggup menghadapi perang lagi. Menteri-menteri tersebut juga sekaligus menyatakan komitmen mereka terhadap perjanjian nuklir dengan Iran.

Ketika berbicara pada wartawan setelah pertemuan darurat di Brussels, Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, “kawasan ini tidak sanggup menghadapi perang lagi, dan kami menyerukan diadakannya de-eskalasi yang segera dan agar semua pihak menahan diri dengan sungguh-sungguh.”

Aksi kekerasan di kawasan itu akan merugikan usaha yang telah dilangsungkan bertahun-tahun untuk menstabilkan Irak, dan Eropa khawatir yang untung hanyalah ISIS, kata Borrell.

Pertemuan darurat di Brussels itu diadakan setelah Iran membalas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani dengan menembaki pangkalan militer yang ditempati pasukan Amerika di Irak. Irak kemudian menuntut supaya semua pasukan Amerika ditarik dari negara itu.

Lebih lanjut Borrell mengatakan kelompok Uni Eropa bertekad akan menyelamatkan perjanjian nuklir dengan Iran dan menolak seruan Presiden Trump supaya Eropa ikut dengan Amerika keluar dari perjanjian nukli. Perjanjian tersebut dicapai dalam pemerintahan Presiden Barack Obama tahun 2015.

Sementara itu, konflik di Libya juga terus meningkat. Russia dan Turki menyerukan diadakannya gencatan senjata antara Libya bagian barat dan Libya bagian timur yang sedang bersengketa. [ii/pp]

XS
SM
MD
LG